Jakarta, CNN Indonesia -- Kalian pasti sering melewati jalan tol, terlebih lagi jalan
flyover. Di saat kalian jalan, mungkin kalian tidak terlalu memikirkan siapa pembuat tiang penyangga tersebut.
Ternyata, desain dan struktur tiang tersebut dibuat oleh anak bangsa. Orang tersebut bernama Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Dia memberikan nama tiang tersebut dengan nama
sosrobahu.
Pada awalnya, di tahun 1980an, akan dibuat tol dari Cawang ke Tanjung Priok sepanjang 16,5 km. Pembangunan tidak berlangsung mulus, karena teknik konstruksi yang digunakan masih konvensional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila teknik ini digunakan akan malah menambah macet lalu lintas. Selain itu ada juga alternatif lain yaitu menggunakan metode gantung seperti yang dilakukan Singapura. Tetapi hal ini memakan biaya yang lebih mahal.
Awalnya Tjokorda sedang ingin membetulkan mobilnya di garasi, dengan kondisi garasi yang miring. Pembantunya hanya menganjal satu ban belakang tanpa menarik rem tangan. Badan mobil berputar dengan sumbu adalah batang dongkrak.
Hal ini lah yang memberikan ide bagi Tjokorda. Ia pun melakukan percobaan dengan membuat garis. Ia juga menggunakan hukum Pascal yang menyatakan: “Jika zat cair pada ruang tertutup diberi tekanan, maka tekanan diteruskan ke segala arah”.
Pada pencobaan-pencobaannya, ia juga menemukan rumus yang belum pernah dibahas sebelumnya. Rumus itu diberi nama rumus Sukawati. Dari sini, ia juga memadukan hukum gesekan untuk memutar beban dan hukum Pascal untuk mengangkat beban. Selain itu ia juga berhasil membuat alat putar silinder untuk memutar beban berat.
Penemuannya ini langsung diterapkan pada proyek jalan layang tol Cawang-Tanjung Priok.
Flyover ini adalah
flyover pertama yang menggunakan teknik pemutaran kepala tiang penyangga. Karyanya ini mendapatkan paten dari berbagai negara. Seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina.
Sekarang teknik ini sudah digunakan oleh negara tetangga. Bahkan jalan layang atau
flyover terpanjang di Manila mengunakan teknik
sosrobahu yang diciptakan oleh putra bangsa kita.
Bahkan mantan Presiden Filipina, Fidel Ramos mengatakan, “Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN.” Tentunya bangga ya bahwa putra bangsa kontribusinya telah diakui dunia.
(ded/ded)