Jakarta, CNN Indonesia -- Pernah menonton serial kartun berjudul "woody woodpecker"? Ini adalah serial kartun yang ditokohi oleh seekor burung pelatuk jahil, yang memiliki suara tertawa yang khas.
Di kehidupan aslinya, burung woodpecker disebut burung pelatuk. Itu karena kebiasaanya yang mematuk-matukkan paruhnya di batang pohon. Tingkah laku tersebut sering ia lakukan untuk mencari makan di sela-sela kulit pohon.
Paruhnya yang kuat tidak hanya membantunya menemukan serangga disela-sela kayu, tetapi juga dapat melubangi pohon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain paruh yang kuat ia juga memiliki lidah yang panjang. Menurut pengamat, ukuran lidah burung pelatuk dewasa sepanjang 4 inci. Lidahnya dibekali air liur yang lengket untuk menangkap serangga.
Selain serangga, burung ini juga menyukai biji-bijian dan kacang-kacangan. Persebarannya di seluruh dunia dan sulit diketahui pasti berapa jumlah populasinya. Burung ini mudah ditemui di setiap benua, kecuali Australia.
Burung pelatuk memiliki 4 jari dengan kuku tajam, dua jari di depan dan dua jari di belakang. Formasi kuku tersebut dikenal dengan formasi zygodactal. Saking tajamnya, kuku tersebut dapat menopang tubuhnya hinggap di batang pohon berjam-jam.
Selain paruhnya yang khas, burung ini juga memiliki jambul berwarna merah dan bulu putih yang mengelilingi lehernya. Ketiga ciri tersebut membuatnya mudah dikenali.
Ia adalah pelatuk yang hebat, setiap mematuk, burung ini dapat melakukannya hingga 8.000-12.000 kali per hari. Burung pelatuk mematuk pohon tidak hanya untuk mencari makan. Tetapi juga sebagai bentuk komunikasi sesama burung pelatuk, dan juga untuk menarik perhatian burung pelatuk betina.
(ded/ded)