Kalimantan Selatan, CNN Indonesia -- Saya suka bermain. Dan menurut saya, anak-anak, mau berapapun usianya, juga suka bermain. Karena ada dua pihak, guru dan siswa yang sama-sama suka bermain, maka mari kita main bersama! Untuk itu di dalam kegiatan belajar mengajar, saya sering mengajak siswa bermain yang terkait dengan materi pelajaran.
Misalnya saja permainan membuat pola hingga pemasaran produk yang dibuat dari pola tersebut. Teknisnya seperti ini, anak-anak saya tantang untuk membuat pola dari kertas koran. Ada dua pilihan, pola tangan dan kaki. Jika pola tangan, poinnya lima. Sedangkan untuk pola kaki, poinnya tiga. Anak-anak bisa memilih, membuat pola tangan atau kaki saja, atau bisa kombinasi. Saya hanya menekankan siapa yang bisa mendapatkan poin terbanyak.
Dalam sesi permainan yang ini, saya menyediakan kertas koran bekas, spidol, dan gunting. Mereka tidak boleh menggunakan alat apapun yang mereka miliki. Lalu, anak-anak saya bagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok nantinya akan dihitung siapa yang poinnya paling banyak, yaitu berdasarkan hasil produksi pola yang mereka buat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesi ini membutuhkan kecerdikan siswa untuk memunculkan solusi yang cerdas dalam memproduksi barang. Dengan bahan baku dan peralatan seadaanya serta durasi waktu yang ditentukan, siswa dimita berlomba-lomba mengasilkan produk dengan poin sebanyak-banyaknya. Pola tangan memang sengaja saya buat poin yang lebih banyak dari pada pola kaki karena tingkat kesulitannya lebih besar.
Setelah sesi ini, siswa lalu saya minta untuk membuat produk barang dengan menggunakan pola yang sudah mereka hasilkan. Berapapun jumlah polanya serta apapun pola yang sudah mereka lakukan, itulah bahan baku mereka. Sesi lanjutan ini sekali lagi menantang kecerdikan siswa terutama dari segi kreatifitas.
Usai waktu yang ditentukan habis, anak-anak lalu saya minta untuk mempresentasikan produk yang telah mereka hasilkan. Masih di ranah kreatifitas sebagai tuntutannya, di sesi ini mereka belajar untuk mempromosikan produk yang sudah mereka hasilkan juga dengan cara yang kreatif.
Permainan ini selalu membuat saya terkesan dengan ide, kreatifitas, serta kecerdikan siswa. Bahkan seringnya mereka bisa menghasilkan atau menunjukkan sesuatu yang mengagumkan di luar tebakan saya sebagai orang yang sudah membuat permainan ini.
Yang kerap membuat siswa senang, mereka benar-benar seperti diajak bermain. Dengan aturan minimalis yang ada, otak kanan anak dirangsang untuk aktif.
Padahal di balik itu, sesungguhnya mereka sedang diajak untuk menerapkan berbagai teori dan hukum ekonomi. Biasanya usai permainan, barulah saya akan mengenalkan teori ekonomi dengan contoh yang diambil kebanyakan berdasarkan aktifitas yang sudah mereka lakukan.
Nah, jika Anda yang menjadi sebagai siswa, kira-kira apa dan bagaimana ya cara cerdik Anda dalam melakukan permainan ini? #LombaMenulisHardiknas
(ded/ded)