HARI BUKU NASIONAL

Menumbuhkan Budaya Membaca bagi Anak-anak Raja Ampat

Rudyanto | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mei 2016 16:31 WIB
Akses ke buku-buku bacaan bermutu tidaklah mudah bagi anak-anak yang berada di wilayah terpencil seperti di Distrik Kofiau, Kabupaten Raja Ampat.
Anak-anak di Kofiau sedang membaca di Taman Baca. (dok. Nugroho A. Prabowo/TNC)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan menumbuhkan budaya membaca sejak dini. Bagi anak-anak yang tinggal di perkotaan, kemudahan untuk mendapatkan buku-buku bacaan yang bermutu relatif bukanlah suatu masalah besar. Lain halnya dengan anak-anak yang berada di wilayah terpencil seperti di Distrik Kofiau, Kabupaten Raja Ampat.

Menyadari hal tersebut, The Nature Conservancy (TNC) membangun tiga taman baca di Distrik Kofiau yaitu di Kampung Awat, Kampung Dibalal, dan Kampung Tolobi.

Distrik Kofiau berada di dalam Kawasan Konservasi Perairan daerah (KKPD) dan terletak di sebelah selatan Raja Ampat. KKPD Kofiau memiliki luas sebesar 170.000 hektar yang mencakup pulau-pulau, pesisir dan laut, serta memiliki beragam habitat biota laut dan terumbu karang. KKPD Kofiau menyediakan sumber makanan dan mata pencaharian bagi paling tidak 2.000 penduduk yang tersebar di lima desa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nugroho A. Prabowo, Koordinator Komunikasi TNC Program Raja Ampat mengatakan “Pengetahuan akan kekayaan alam dan upaya pelestariannya menjadi sangat penting karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Pembangunan tiga taman baca di Kofiau jelas mendukung upaya tersebut”.

Lebih jauh lagi Nugroho mengaktakan bahwa sejak didikrikan pada awal tahun 2015 lalu, kehadiran taman baca ini makin dirasakan manfaatnya. Dengan koleksi buku yang berjumlah ratusan dan terus bertambah, kebanyakan buku anak-anak serta buku ilmu pengetahuan populer, peran taman baca bagi peningkatan ilmu pengetahuan cukup dirasakan oleh masyarakat.

Taman baca tersebut tidak hanya berfungsi sebagai perpustakaan, namun juga berfungsi sebagai sanggar belajar anak-anak. Sukarelawan pengajar berasal dari kampung setempat serta para guru yang sedang mengikuti program pemerintah untuk mengajar di daerah terpencil.

“Sejak adanya taman baca di kampung ini, minat belajar anak-anak jadi lebih meningkat. Banyak kegiatan positif yang bisa mereka ikuti seperti pendidikan lingkungan hidup juga belajar Bahasa Inggris,” ujar Keros Watem, Kepala Kampung Awat. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER