Pendidikan Mengubah Anak-Anak Rimba

Marisa Agape Depari | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 12:06 WIB
Kalau anak-anak suku yang terbiasa nomaden di dalam hutan diajari membaca dan menulis apa yang terjadi?
Butet Manurung (CNN Indonesia/Marisa Agape Depari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau anak-anak suku yang terbiasa nomaden di dalam hutan diajari membaca dan menulis apa yang terjadi? Menurut penuturan Butet Manurung, aktivis pendiri Sokola Rimba, selama 17 tahun mengajar, anak-anak suku itu menunjukkan banyak perubahan.

Terutama, mereka dapat mengorganisir diri sendiri dan orang lain. Mereka telah membuat kelompok dan menjadi semacam duta di daerahnya.

Begitu pun jika ada masalah dari komunitas luar, biasanya mereka menjadi mediator. Mereka sudah mengerti bahasa formal Indonesia ataupun juga bahasa di luar komunitas mereka, bahkan bahasa “gaul”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jika ada orang rimba yang tertabrak di luar desa dan tidak mengerti mengenai tuntut-menuntut, karena hukum rimba dan hukum luar berbeda. Nanti anak ini yang memediasi, dan sebisa mungkin anak ini menerapkan hukum rimbanya juga,” kata Butet Manurung, dalam diskusi dalam rangka Pesta Pendidikan 2016, di Jakarta, baru-baru ini.

Tak heran jika ada forum atau diundang di beberapa universitas, merekalah yang menjadi pembicaranya. Dulu orang rimba menganggap bahwa setiap penyakit yang datang adalah kutukan, namun sekarang mereka sudah lebih mengerti bahwa hal tersebut bukanlah kutukan.

“Jika ada perusahan yang ingin merebut tanah, atau pihak tertentu yang ingin menebang pohon ritual, mereka tak akan lagi takut dan lari ketika melihat pihak luar datang dengan senjata yang beragam, mereka akan dengan beraninya menyebutkan setiap hukum yang ada di tempatnya, sehingga orang luar tersebut akan memikirkan lagi aksinya,” kata Butet lagi. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER