Serunya Bersekolah di Rumah

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mei 2016 08:51 WIB
Yuk berkenalan dengan sistem belajar homeschooling. Seru juga lho.
Ilustrasi (Thinkstock/richiesd)
Tangerang Selatan, CNN Indonesia -- “Ring.... !!” Alunan suara bel pun berkumandang dengan gagahnya, memecah keheningan para murid yang tengah mendikte.
“Yess!!”.
“WooHoo !!”.
“Horee!”.

Begitulah kira-kira reaksi para murid, bahkan sampai ada yang berjingkat-jingkat kegirangan. Bagi para guru, hal semacam itu tidak mengherankan, sudah pasti penyebabnya tidak lain adalah buruknya pandangan murid-murid terhadap sekolah.

Kebanyakan murid menganggap sekolah berikut tempat membosankan, menyebalkan, menyuramkan, dan lain-lain. Bahkan ada yang menjuluki sekolah sebagai “penjara”, agak kejam bukan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah didirikan dengan tujuan utama mempelajari sesuatu yang kelak akan berguna bagi mereka di masa mendatang, adapun tujuan sekolah lainnya yaitu tentang mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa. Betapa tujuan yang sangat mulia !

Lalu kenapa anak-anak tidak menyukai sekolah ? Ada banyak faktor yang menyebabkan sang anak menjadi malas sekolah, barangkali disebabkan beban sekolah yang terlalu banyak, sistem belajar yang tidak menarik dan bosan bersekolah.

Lantas, bagaimana membuat sekolah ideal anak-anak? Tentu saja dengan merealisasi harapan mereka pada sekolah.

Dari hasil wawancara dengan teman-temanku yang bersekolah, 45% mengeluh PR, 50% menyinggung beban sekolah, 5% nya karena menjamurnya pemalakan.
Aku patut bersyukur sebab terhindar dari semua peristiwa yang tidak mengenakan tersebut, aku bersekolah dirumah sendiri alias homeschooling tunggal. Maka dari itu tidak ada namanya acara malak-memalak, beban lebih ringan dan tidak ada PR.

Di homeschoolingku, ayahku melakoni sosok “guru”. Ya ! Beliau yang mengajar kami berdua layaknya di sekolah, dan lagi ayahku sebenarnya bukanlah penyandang profesi guru. Ini dilakukannya dikarenakan banyaknya waktu beliau, daripada diam lebih baik melakukan sesuatu. Ya 'kan ?
Jangan salah kawan, ayahku memiliki pekerjaan yang membuatnya disegani para bawahannya, yakni sebagai bos perusahaan IT.

Sekarang, perusahaan ayahku tengah mengerjakan aplikasi homeschooling online, masih dalam tahap penyempurnaan sih. Tapi aku akan ceritakan beberapa bocoran fasilitas aplikasi tersebut ada ujian online, manajemen acara untuk kunjugan pariwisata atau lomba dan manajemen kurikulum.
Wih doakan ya teman-teman agar pengerjaan aplikasinya cepat selesai, dengan begitu para homeschooler di Indonesia lebih leluasa menerapkan sistem pendidikan ini.

Sistem homeschooling mampu menjelma sebagai tempat belajar yang bikin gembira, kenapa begitu ? Nih, jadwal di homeschooling lebih santai dan tidak terikat, potensi unikmu dapat dikembangkan lebih baik, kegiatan ajar-mengajar dapat dilakukan dimana saja dan dapat mempelajari eksperimen lebih serius dengan hal-hal yang memang diminati.

Dalam sehari kegiatan ajar-mengajar hanya berlangsung selama 5 jam (07.30 – 12.30), setelah itu kami dibiarkan mempelajari hal yang memang lebih disukai. Contohnya aku gemar mengutak-atik komputer, maka jam 12.30 hingga 1 jam berikutnya aku duduk di depan komputer.

Adapun kerugian dari sistem homeschooling yang kujalani, salah satunya adalah kendala sosial. Kalau disekolah formal, seorang murid akan dengan mudah membuat sebuah pertemanan berkat menumpuknya jumlah anak-anak, sementara di homeschooling tunggal... lha ?! 'kan muridnya hanya dua.

Aku tidak terlalu berkeluh tentang itu, dewasa ini banyak media sosial yang memungkinkan orang-orang dari seluruh Indonesia bahkan dunia berinteraksi satu sama lain. Jadi.... nggak perlu khawatir !

Mau homeschooling atau tidak, teruskan semangat belajarmu kawan ! Jadilah anak yang mampu membanggakan baik orang tua maupun negara! (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER