Jakarta, CNN Indonesia -- Sistem pendidikan Cambridge sudah dianut oleh 192 sekolah di nusantara. Kalau sekolah lain ingin bergabung, apa syaratnya?
Ben Schmidt, Direktur Regional Asia Pasifik dan Asia Tenggara Cambridge International Examinations, mengatakan ada beberapa syaratnya. Pertama, institusinya adalah benar-benar sekolah, bukan lembaga kursus.
Lalu, standar minimum sekolah yang boleh menggunakan sistem Cambridge, menurut Pak Schmidt, adalah:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Visi dan misinya sesuai dengan Cambridge sendiri, institusi pendidikan yang ada di Inggris itu. Yaitu, sangat terbuka dan bebas dari ideologi tertentu dan tidak berkaitan dengan politik.
2. Kualitas guru harus memadai, terutama kemampuannya berbahasa Inggris. Sebab seluruh kegiatan belajar dan mengajar akan dilakukan dalam bahasa Inggris.
3. Bangunan sekolahnya memadai, contohnya punya fasilitas sains seperti laboratorium yang bagus. Sebab tak cuma belajar di kelas, akan ada praktek juga.
4. Ada izin dari pemerintah.
Menurut Pak Schmidt, ada sekitar 90 mata pelajaran yang bisa dipilih dan diadopsi oleh sekolah yang ingin menerapkan sistem pendidikan tersebut. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
“Kurikulum ini bisa disesuaikan dengan kekuatan si student dan visi serta misi sekolah,” kata dia lagi.
Untuk guru, Cambridge sendiri rutin memberikan training sehingga guru bisa menyesuaikan diri dengan kurikulum dari sistem pendidikan Cambridge.
Di Indonesia, saban tahun Cambridge memberikan pelatihan tatap muka dengan guru dari sekolah yang mengadopsi sistem pendidikan itu. Pelatihan dilakukan selama dua hari, berdasarkan mata pelajaran untuk Cambridge Primary, Secondary 1, IGSCE, dan Cambridge International AS & A Level.
(ded/ded)