Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah seleksi di Semarang, kali ini Djarum Beasiswa Plus mendatangi kota Surabaya. Hampir seribu mahasiswa mengikuti rangkaian tes untuk lolos menjadi penerima beasiswa periode 2016/2017 di JX International Convention Exhibition dan Gedung Wanita, sejak pekan lalu.
Laksmi Lestari, Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation menjelaskan bahwa Surabaya merupakan kota ke 18 dari berbagai kota tempat seleksi Djarum Beasiswa Plus 2016/2017 dilakukan. "Dari sekitar 18.000 pendaftar di seluruh Indonesia, kami mengundang lebih dari 8.000 peserta untuk mengikuti tes seleksi di berbagai tempat, di antaranya adalah 983 peserta di Surabaya,” kata Laksmi.
Laksmi menambahkan, dalam tes seleksi ini mereka memberlakukan sistem gugur. Artinya, hasil tes hari pertama berupa tes tertulis menjadi dasar ke tahap berikutnya yakni grup tes dan wawancara individu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tes seleksi hari pertama, peserta terihat antusias mengikuti rangkaian tes. Puluhan peserta datang lebih pagi termasuk mereka yang datang dari luar kota Surabaya seperti dari Gresik dan Sidoarjo.
Mereka menyatakan kesiapan optimistis serta tekad untuk melakukan yang terbaik. Pada tengah hari, seusai tes tertulis, penitia langsung mengumumkan sekitar 200 peserta yang lolos ke tahap berikutnya.
Beberapa mahasiswa yang menjadi peserta adalah Abdul Rahman Sholeh, mahasiswa jurusan Psikologi dan Ilmu Kesehatan dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, dan Putri Dahlia Affiani,mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan dari Universitas Airlangga.
Rahman dan Putri merupakan bagian dari peserta yang datang dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Surabaya.
Rahman, Mahasiswa asal Lamongan memiliki keinginan untuk mengasah bakatnya, melalui beasiswa Djarum. "Keinginan saya berkarier jadi profesional di bidang personalia. Untuk itu, saya incar keterampilan soft skills terutama kepemimpinan yang lebih spesifik dari Djarum Beasiswa Plus supaya membantu saya jadi diri yang lebih baik,” ujar Rahman.
Sedangkan Putri yang pada awalnya ingin menjadi seorang dokter ini lebih memilih untuk menjadi ahli Teknik Lingkungan. “Saya tahu kompetisi ini tidak mudah karena melibatkan mahasiswa seluruh Indonesia. Namun saya semangat karena nilai akademis saya meningkat. Saya mendaftar supaya saya mendapatkan pengalaman dan pertemanan di luar kampus dari seluruh Indonesia,” kata Putri.
(rkh/rkh)