Jakarta, CNN Indonesia -- Saat terkena paparan sinar matahari, apakah kamu spontan bersin? Atau kamu mengenal teman yang memiliiki gejala itu? Jangan anggap aneh, ternyata itu bukanlah sebuah penyakit ataupun alergi, lho!
Gejala ini disebut
photic sneeze reflex (PSR) dengan dirasakan oleh 10 sampai 30 persen orang di dunia. PSR bukanlah hal yang menular melainkan sebuah kondisi bawaan sejak lahir. Jadi ketika kamu lahir dan tidak memiliki gejala ini, kamu tidak akan mengalaminya seumur hidupmu. Kecuali kamu mengalami mutasi atau perubahan genetik.
Kondisi ini berhubungan dengan akronim dari sindrom bersin, yaitu ACHOO atau Autosomal-dominant Compulsive Helio-Ophthalmic Outburst. Saat ini ilmuwan masih belum yakin dengan pasti apa sebenarnya yang membuat sebagian orang memiliki PSR sebagian lagi tidak. Tapi bila melihat asal usul pemicu bersin, mungkin bisa mengarahkan kita pada jalur yang tepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersin dimulai ketika saraf
trigeminal mendeteksi sebuah iritasi pada hidung. Lalu mengirimkan sinyal ke otak berupa perintah untuk mengeluarkannya. Sebuah teori menyatakan, pada beberapa orang, saraf
trigeminal berjalan terlalu dekat dengan saraf optik, yang merasakan cahaya di mata.
Jadi ketika pupil tiba-tiba mengkonstruksi di bawah sinar matahari cerah, sinyal dimaksudkan untuk saraf optik sebagai 'sesuatu ada di hidung saya'. Saraf
trigeminal mengirimkan pesan yang sama seperti untuk bersin.
Para ilmuwan setidaknya tahu, refleks bersin ini tidak dipicu oleh panjang gelombang cahaya tertentu, seperti cahaya merah atau cahaya violet. Bersin ditimbulkan karena intensitas cahaya yang terjadi.
Temuan ini diterbitkan jurnal studi Kedokteran Militer pada tahun 1993. Peneliti mengeksplorasi apakah bersin tak terkendali karena sinar matahari dapat menimbulkan bahaya bagi pilot selama penerbangan.
Untuk mengurangi efek bersin dari paparan sinar matahari ini, kamu bisa menggunakan kacamata hitam.
(rkh/rkh)