Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau anak tak mau sekolah, memarahinya bukanlah solusi. Orangtua harus mencari tahu alasan anak tak mau sekolah.
1. Bicaralah
Tanyakan kenapa ia tak mau pergi ke sekolah. Ini adalah saat bagi anda menunjukkan kasih sayang, karena ia pasti tengah merasa tersakiti. Yakinkan padanya bahwa anda akan melakukan apa saja untuk menyelesaikan apa pun yang menyebabkan begitu banyak penderitaan padanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Hubungi pihak sekolah
Bisa guru, kepala sekolah, guru BK, perawat sekolah. Buat mereka menyadari situasi yang terjadi pada anak anda. Jika anda menemukan ternyata anak mengalami kekerasan atau bullying, dorong sekolah untuk menghentikannya. Semua siswa seharusnya mendapat pendidikan yang bebas dari berbagai bentuk kekerasan baik fisik maupun verbal.
3. Ketika anda membiarkan anak anda tinggal di rumah
Jangan berikan perlakuan spesial ketika anda membiarkan anak anda tinggal di rumah. Sebaiknya jangan disalahartikan ini sebagai hari libur. Dia tidak boleh menerima tamu/kunjungan, kecuali ia benar-benar merasa di bawah tekanan. Sebaiknya ajak anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sebelumnya diberikan.
4. Dorong anak untuk kembali bersekolah
Setelah anda mengupayakan untuk mengendalikan situasi agar berjalan dengan baik lagi, dorong anak anda untuk kembali ke sekolah. Tetap tunjukkan simpati namun juga tegas. Jelaskan bahwa setiap anggota keluarga memiliki tugas untuk dilakukan, dan tugasnya adalah untuk bersekolah. Anda harus siap jika anak anda akan bersikeras tak mau kembali ke sekolah dan berkata: “Aku belum mau sekkolah, biarkan aku tinggal satu hari lagi!”. Biasanya anak akan merasa panik ketika ia melangkahkan kaki keluar dari rumahnya, namun akan lebih tenang ketika sampai di sekolah.
5. Fobia sekolah yang parah
Ketika anak anda mengalami fobia yang parah terhadap sekolah, anda tidak bisa memaksanya untuk langsung belajar seharian penuh. Anda bisa melakukannya bertahap. Misalkan, saat hari pertama anak anda hanya akan mengikuti pelajaran favotirnya (satu atau dua) saja lalu pulang. Saat hari kedua menghabiskan waktu setengah hari di sekolah. Baru di hari ketiga anak mengikuti sekolah seharian penuh.
6. Menghubungi dokter anak
Setelah lima hari absen terkait kecemasan dari sekolah, saatnya untuk mengunjungi dokter anak anda. Ia dapat mengesampingkan penyakit fisik sebagai penyebab gejala, serta merujuk anda ke seorang profesional kesehatan mental jika perlu.
(ded/ded)