Badak Sumatera Nasibmu Kini

Deddy S | CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 12:56 WIB
Di Indonesia ada dua macam badak yang masih hidup, yaitu Badak Sumatera (Dicerorinus sumatranus) dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Kenali kondisinya.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) sedang diperiksa suhu tubuhnya sebelum dilepas di hutan Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur. (CNN Indonesia/Antara Photo/Regina Safri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di Indonesia ada dua macam badak yang masih hidup, yaitu Badak Sumatera (Dicerorinus sumatranus) dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus).

Populasi Badak Sumatera lebih besar ketimbang Badak Jawa. Tapi dari sisi ancaman kepunahan, ancamannya lebih besar pada Badak Sumatera.

Badak Sumatera sendiri saat ini tersisa kurang dari 100 individu. Sedangkan Badak Jawa tersisa 63 individu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, konservasi terhadap Badak Jawa dilakukan berbasis spesies, sehingga populasinya terus bertambah. Sedangkan Badak Sumatera tidak.

Menurut catatan, pada 1970-an populasi Badak Jawa hanya 47 ekor. Lalu naik jadi 51 individu pada 1981, 57 individu pada 2014, dan tahun ini tercatat sudah 63 individu.

Sedang Badak Sumatera, pada 1974 populasinya antara 400-700 individu tapi laju kehilangan populasi sampai 50 persen pada 10 tahun terakhir. Di Kerinci Seblat, Badak Sumatera sudah tak ditemukan sejak 2008.

“Untuk menyelamatkan Badak Sumatera yang semakin kritis, perlu adanya pendekatan konservasi berbasis spesies seperti yang dilakukan pada Badak Jawa,” ujar Yuyun Kurniawan, Program Koordinator Proyek Ujung Kulon WWF-Indonesia, dalam keterangannya, Kamis (22/9).

Badak Sumatera tersebar dalam sub-sub populasi yang kecil sehingga peluang pertumbuhannya relatif lebih rendah ketimbang Badak Jawa. Jika sub-sub populasi itu tidak dikonsolidasikan, Badak Sumatera bisa punah.

Badak Jawa sendiri sebetulnya tak lepas dari problem. Selain terbatasnya luasan habitat, pakannya juga terancam oleh pertumbuhan Langkap atau Arenga obsitulia, tumbuhan yang mengganggu pakan badak di Ujung Kulon.

Arnold Sitompul, Direktur Konservasi WWF Indonesia, mengusulkan konservasi Badak Sumatera harus mengedepankan program pembiakan semi alami yang lebih aktif. “Kondisi populasi di alam sudah sangat kritis oleh karenanya, perlindungan habitat saja tidak cukup untuk menyelamatkan Badak Sumatera,” ujarnya.

Kamu tahu, pemerintah mencanangkan target pertumbuhan populasi 25 satwa dilindungi sebesar 10 persen pada kurun waktu 2015-2019. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER