Jakarta, CNN Indonesia -- Ular yang melata saat ini diduga dulu memiliki empat kaki. Tapi terjadinya mutasi genetik pada 150 juta tahun lalu, membuat ular kehilangan dan melata dengan tubuhnya seperti saat ini.
Sebelumnya, para ahli herpetologi sudah meyakini bahwa faktor genetiklah yang menyebabkan ular kehilangan kaki dan kini jadi binatang melata.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa DNA yang disebut ZRS (Zone of Polarizing Activity Regulatory Sequence) bertanggung jawab pada perubahan itu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Kamis (20/10) pekan lalu di jurnal Cell, ilmuwan mengambil DNA ZRS dari tikus dan menggantikannya dengan ZRS dari ular.
Dampaknya, kaki tikus tak tumbuh. Ini mengindikasi bahwa ZRS sangat krusial dalam pertumbuhan kaki.
“Ini adalah satu dari banyak komponen dalam instruksi DNA yang diperlukan untuk membuat kaki pada manusia, dan sangat penting pada semua vertebrata berkaki,” kata penulis senior studi itu, Axel Visel, seorang ahli genetika dari Lawrence Berkeley National Laboratory di California, seperti dikutip Livescience.
Dan pada ular, kata Visel, DNA itu rusak.
Visel dan koleganya mencari gen itu pada ular ‘awal’ yang ditemukan punya semacam kaki kecil atau setidaknya ada tulang kecil tertanam di ototnya, yang dekat dengan pohon keluarga ular boa dan pyton saat ini. Mereka juga mempelajari ular yang lebih ‘muda’ seperti ular derik dan cobra, yang tak punya struktur kaki.
Saat meneliti, mereka fokus pada sebuah gen yang disebut
sonic hedgehog, yang merupakan kunci dalam perkembangan embrio, termasuk formasi kaki. Regulator untuk
sonic hedgehog, yang bertempat di ZRS, sudah mengalami mutasi.
Untuk membuktikan bahwa mutasi ZRS itu jadi penyebab hilangnya kaki, mereka pun melakukan pertukaran ZRS antara tikus dan ular, seperti yang sudah disebutkan di awal.
Nah, bukti bahwa sebetulnya ular itu mengembangkan kaki tapi tak berkembang gara-gara mutasi tadi, ditemukan dalam penelitian yang terbit di jurnal Current Biology.
Peneliti dari University of Florida College of Medicine mendapati bahwa pada 24 jam awal hidupnya, embrio pyton punya denyut transkrip (langkah awal terbentuknya gen)
sonic hedgehog. Tapi beberapa saat kemudian, transkrip itu berhenti.
(ded/ded)