Mengenal Moewardi, Salah Satu Tokoh Sumpah Pemuda

Fitri Chaeroni | CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2016 08:26 WIB
Salah satu tokoh Sumpah Pemuda 1928 adalah Dokter Moewardi. Apa kamu pernah mendengar namanya? Kami ungkapkan kisahnya untuk kamu.
Moewardi (tengah) dalam foto koleksi Museum Sumpah Pemuda di Jakarta. (CNN Indonesia/Fitri Chaeroni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berbicara mengenai peristiwa Sumpah Pemuda 1928, banyak sekali tokoh yang terlibat di belakangnya. Salah satunya adalah Dokter Moewardi. Apa kamu pernah mendengar namanya? Kami ungkapkan kisahnya untuk kamu ketahui.

Moewardi itu sosok yang lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 30 Januari 1907. Dia adalah putra ke-7 dari 13 bersaudara, buah hati dari pasangan Satrawerjodo, seorang mantri guru dan pupeni.
 
Pada tahun 1913, ayah Moewardi diangkat menjadi kepala Sekolah Dasar di desa Djakenan. Bersamaan dengan itu Moewardi masuk bersekolah di tingkat dasar. Namun karena kecakapan dan kepandaian yang ia miliki, ia dipindahkan ke Hollandsch Inlandsche School (HIS), yang merupakan sekolah dasar dengan bahasa Belanda sebagai pengantar.
 
Saat usianya menginjak 13 tahun ia masuk ke Eropeesche Lagere School (ELS) di Pati. Di sekolah inilah Moewardi mengenal kepanduan. Saat kelas 5 dan 6, dia bergabung ke Spoorzoeker. Kepanduan ini tak hanya beranggotakan orang Belanda.
 
Di gerakan kepanduan ini Moewardi berlatih baris-berbaris, berkemah, tali-temali, dan lain-lain. Kemampuan dari kepanduan inilah yang nantinya akan sangat berguna ketika Moewardi memimpin organisasi serta barisan muda.
 
STOVIA, Jong Java, dan Kepanduan

Lulus dari ELS, Moewardi melanjutkan kuliah jurusan kedokteran di STOVIA (School Tot Opleiding Voor Inlandshe Aartsen) atau Sekolah Dokter Bumi Putera. Saat berkuliah Moewardi masuk ke organisasi kepemudaan, yang berisi pemuda-pemuda asal Jawa bernama Jong Java. Tapi ia tak terlalau aktif di sana. Dia lebih aktif di kegiatan kepanduan.
 
Ia bergabung dengan kepanduan Nederlansch Indiche Padvinder Vereneging (NPIV). Moewardi adalah anggota yang aktif dan disiplin. Ia sempat dipilih menjadi Assistant Troep atau Ploeg-Leider atau Kepala Pasukan Pandu. Dia mencapai tingkatan Pandu Kelas 1. Jarang sekali anak bumi putera mencapai tingkat itu.
 
Malah pada tahun 1925, Moewardi sempat akan naik adi Kepala Pasukan Kepanduan. Tapi Mowardi menolak sebab untuk mengemban jabatan itu, ia harus mengucap sumpah setia pada Ratu Wilhelmina, Ratu Belanda. Rasa nasionalis Moewardi sudah tumbuh.
 
Keluar dari NIPV, Moewardi berjuang untuk mendirikan gerakan kepanduan sendiri di Jong Java. Pada 28 Agustus 1926 lahirlah Jong Java Padvinderij (JJP), gerakan kepanduan milik Jong Java. JJP digagas oleh beberapa tokoh, di antaranya Dr. Pirngadi dan dibantu oleh Moewardi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa bulan kemudian Dr. Pirngadi mendapat tugas ke Medan dan akhirnya melepas jabatan ketuanya. Jabatan itu lalu disandang oleh Moewardi. Selain ketua JJP, Moewardi juga memimpin redaksi Majalah Pandu.
 
Pada tahun 1925 Moewardi mengambil inisiatif untuk mengubah nama Jong Java Padvinderij menjadi Pandu Kebangsaan. Pada tahun berikutnya ia menjabat Komisaris Besar yang memimpin Kwartir Besar kepanduan-kepanduan Jong Java Padvinderij.
 
Moewardi merupakan penggagas agar seluruh gerakan kepanduan di Indonesia untuk bergabung menjadi satu. Idenya ini dikemukakan pada saat kegiatan perkemahan dan kongres yang dilalukan di Solo pada tahun 1929.

Gagasan ini berdasarkan pada prinsip yang dianut oleh Moewardi, bahwa “Pandu yang satu, adalah saudara pandu yang lainnya”. Ia berpendirian “Hanya satu pandu untuk seluruh Indonesia”. Dari sini kita bisa melihat betapa rasa persatuan dan nasionalisme Moewardi sangat tinggi.
 
Setelah diadakan perundingan akhirnya disepakati Pandu Kebangsaan, Pandu Sumatera, dan Indonesich Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) melebur menjadi satu organisasi kepanduan dengan nama Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Hal ini diputuskan pada 15 Januari 1930. Namun pelantikan dari organisasinya sendiri abru dilaksanakan pada 8 Februari 1930.
 
Kepanduan Bangsa Indonesia atau KBI sebagai kepanduan yang tertata rapi dan tertib dinyatakan sebagai tonggak keberadaan atau eksistensi kegiatan kepanduan di Indonesia. Gerakan kepanduan juga tak absen dalam gelaran Kongres Pemuda Kedua.
 
Mereka turut hadir dan bahkan melakuakn kegiatan arak-arakan pandu setelah sidang kedua di gedung Oost Java Bioscoop menuju sidang ketiga di gedung Indonesische Clubgebouw. Sayangnya kegiatan ini dibatalkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
 
Dalam sidang ketiga, gerakan kepanduan juga dibahas. Moewardi hadir sebagai perwakilan dari Pandu Kebangsaan. Di sana dibahas peran pandu sebagai alat untuk membina generasi muda, menjadi pemuda yang tangguh, disiplin, dan mandiri, serta sebagai pemuda yang berguna bagi bangsa dan tanah airnya. Menolong sesama yang membutuhkan sesuai dengan cita-cita Moewardi di kepanduan.
 
Usaha menyatukan gerakan kepanduan terus dilakukan oleh Moewardi melalui penyelenggaraan jambore yang diikuti 50 organisasi kepanduan. Kala itu Moewardi menjabat sebagai komisaris besar Kepanduan Bangsa Indonesia.
 
Wah ternyata Moewardi ini adalah salah satu pendiri tonggak gerakan kepanduan di Indonesia ya. Kalau kamu anggota Pramuka, kamu harus tahu kisah Moewardi ini.

Nah, kisah Moewardi ini belum usai lho teman. Selain aktif di kepanduan, ternyata Moewardi juga terlibat saat peristiwa Proklamasi kemerdekaan RI. Penasaran? (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER