Belajar Disiplin Cara SMP Labschool Kebayoran

Fitri Chaeroni | CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2016 16:41 WIB
Mendengar kata militer atau marinir pasti yang terbayang kesan seram, galak, mengerikan apalagi untuk anak sekolah. Tapi apakah sengeri itu?
Foto: CNN Indonesia/Deddy Sinaga
Jakarta, CNN Indonesia -- Mendengar kata militer atau marinir pasti yang terbayang kesan seram, galak, mengerikan apalagi untuk anak sekolah. Tapi apakah sengeri itu?
 
Teman-teman dari SMP Labschool Kebayoran Jakarta baru-baru ini mengikuti kegiatan Bina Mental Siswa Indonesia atau Bimensi yang diadakan rutin oleh sekolah mereka.

Tahun ini Bimensi menggandeng Brigade Infanteri 2 Korps Marinir di Cilandak, sebagai rekanan untuk melatih siswa-siswi Labschool.
 
Haiqa Matahati mengaku merasa khawatir ketika pertama kali akan mengikuti aktivitas bersama para tentara. Tapi apa yang ia rasakan berbeda dengan dugaannya.
 
“Awal-awalnya waktu pertama kali itu takut banget, pasti diapa-apain, pasti bakal pingsan. Tapi lama-kelamaan karena dilakukan bersama jadi seru gitu,” ungkapnya.
 
Eric Ringga Adinegara dan Rozan Maulana Amin juga merasa takut pada awal kegiatan. Eric mengaku belum terbiasa bertemu dan berkegiatan dengan tentara, hal itu membuatnya khawatir. Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh Rozan, namun ternyata pelatih di sana sangat bersahabat.
 
“Pertama masuk ke bumi Marinir iru perasaannya seneng sekaligus khawatir kalau temennya tidak disiplin. Karena disini satu salah semua salah. Terus marinirnya juga tegas-tegas, tapi bisa bikin ketawa juga. Jadi friendlylah,” ungkapnya.
 
Disiplin Tinggi

Soal marinir dan pendidikan berbau militer pastilah tidak jauh dari hukuman-hukuman semacam push-up, sit-up, jalan jongkok, maupun berguling. Hukuman-hukuman itu tadi juga tidak bisa dihindarkan dari para siswa yang kurang disiplin atau yang melakukan kesalahan.
 
Seperti Eric yang lupa membawa topi lapangan. Sebagai hukuman ia harus tiarap dan menggunakan helm provost punya pak marinir.
 
“Lumayan berat sih, sampai ada benjol,” ujar Eric, tertawa.
 
Rozan bersama teman-teman laki-laki satu baraknya juga pernah dihukum karena berisik di waktu istirahat. Kala itu sejarusnya mereka tidur, tapi ia dan kawan-kawannya malah berisik dan tidak kunjung tidur.
 
“Dihukum sama pelatihnya disuruh angkat kaki satu, sambil pegang telinga selama satu jam,” ungkapnya. Tapi Rozan juga menyadari bahwa hukuman itu akibat kesalahannya dan dari situ pula ia belajar.
 
“Jadi nyesel banget deh, kalau ada punya kesempatan istirahat kenapa tidak dimanfaatin aja,” katanya.
 
Hukuman-hukuman juga diberikan kepada para siswa lain yang tidak disiplin seperti lama saat berbaris, saat tidak menghabiskan makanan mereka, dan saat terlambat masuk ke barisan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER