Jakarta, CNN Indonesia -- Dalam cerita rakyat di wilayah Amazon, ada suara mengerikan yang mereka anggap suara dari ular derik atau ular raksasa dengan taring mengerikan, yang dapat menghantar pada kematian.
Suara itu meninggalkan rasa takut pada orang-orang yang hidup di barat laut sungai Amazon.
Baru-baru ini peneliti berhasil menemukan sumber suara itu. Ternyata itu bukan suara ular melainkan suara dari dua jenis katak pohon spesies baru:
Tepuihyla tuberculosa dan
Tepuihyla shushupe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam istilah lokal "
shushupe" berarti nyanyian ular.
Para ilmuwan yang meneliti populasi katak di Ekuador dan Peru, mendapati bahwa kedua katak tersebut mempunyai kemampuan untuk bernyanyi layaknya suara yang dihasilkan ular derik
Lachesis.
Para peneliti menganalisis panggilan untuk memanggil katak tersebut, dan memperoleh satu katak jenis
Tepuihyla shushupe jantan dewasa di Sungai Putumayo, Peru. Katak tersebut muncul dari lubang pohon yang ditempatinya untuk berkembang biak.
Pada saat memanggil katak, panggilan suara harus cepat dan berulang-ulang. Dengan begitu katak akan bernyanyi dengan amplitudo yang keras, dan mulai menurun pelan pada akhir.
Untuk genus yang besar,
Tepuihyla shushupe dan
Tepuihyla tuberculosa berukuran sekitar 3 inci (85 milimeter) panjangnya, dan biasanya katak hanya mencapai sekitar 2 inci (59 mm).
King Cobra yang dikenal sering juga mengeluarkan suara beresonansi tinggi ketika dalam keadaan gelisah, menurut studi pada Desember 1991, yang diterbitkan di Journal of Experimental Zoologi.
Beberapa jenis ular menggunakan strategi bertahan dengan memompa kloakanya. Yaitu ular mengeluarkan udara melalui lubang saluran penceraannya.
(ded/ded)