NASA Simulasikan Kehidupan Jangka Panjang di Antariksa

Pernita Hestin | CNN Indonesia
Senin, 06 Feb 2017 10:17 WIB
Peneliti NASA mulai pelajari perilaku manusia dalam eksplorasi ruang angkasa dalam jangka panjang. Seperti perjalanan yang direncanakan ke Planet Mars.
Planet Mars (Foto: DasWortgewand/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti NASA siap memasukkan kubah geodesik terisolasi ke gunung berapi di Hawaii. Ini untuk mempelajari perilaku manusia dalam eksplorasi ruang angkasa dalam jangka panjang. Seperti perjalanan yang direncanakan ke Planet Mars.

Enam ilmuwan memasuki rumah baru mereka di gunung berapi Mauna Loa di Big Island untuk tinggal delapan bulan di sana. Tim tetap akan memiliki kontak dengan orang-orang di dunia luar. Komunikasi mereka akan mengalami delay 20 menit, waktu yang dibutuhkan untuk mengirim email dari Bumi ke Mars.
 
Studi ini akan menilai kesulitan psikologis yang terkait dengan hidup dalam kondisi terisolasi dan terbatas pada waktu yang panjang. Proyek ini dirancang untuk membantu Badan Antariksa AS mengirim manusia ke perjalanan ruang angkasa jangka panjang termasuk ke Mars pada 2030-an.

"Kami berharap untuk mengetahui cara terbaik untuk memilih astronaut individu, bagaimana menyusun kru dan bagaimana mendukung kru pada misi ruang angkasa dalam kurun waktu yang lama," ujat peneliti utama Kim Binstead, seorang profesor di University of Hawaii.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan kru itu adalah James Bevington, seorang ilmuwan. Anggota tim lainnya termasuk insinyur, seorang ilmuwan komputer, kandidat doktor dan ahli biomedis.

Mereka dipilih dari 700 pelamar yang melalui tes kognitif dan kepribadian serta wawancara ekstensif. "Ketika saya mulai, ada ketakutan besar. Tapi ternyata seperti di Biosphere 2, gambaran yang sangat cantik," kata Bevington.

Biosphere 2 adalah habitat rumah kaca eksperimental yang dibangun pada 1990 di Arizona. Ini adalah ekosistem alam yang berbeda dan berisi kru kecil dalam upaya untuk memahami apa yang akan diperlukan bagi manusia untuk hidup di planet lain.

"Mars adalah salah satu tempat terbaik di Tata Surya untuk mencari tanda-tanda kehidupan masa lalu maupun saat ini," kata Binstead, menambahkan. Dia yakin bahwa misi itu akan menjadi penemuan ilmiah yang paling signifikan sepanjang masa.

Para peneliti akan memakai perangkat di sekitar leher mereka yang mengukur suasana hati dan kedekatan mereka dengan anggota tim lainnya. Mereka juga akan menggunakan perangkat virtual reality untuk mensimulasikan lingkungan yang akrab dan menghibur mereka seperti saat tidak akan memiliki akses ketika tinggal di Mars.

Mereka akan mengenakan pakaian khusus setiap kali mereka meninggalkan kompleks untuk melakukan tugas sehari-hari termasuk studi geologi dan pemetaan. Beberapa makanan kaleng dan makanan ringan ringan juga dibawa.

Pasokan dikirim sesekali dengan robot untuk mempertahankan ruang isolasi kru. Pada ruang seluas 1.200 kaki persegi, ruang simulasi itu seperti rumah, ada tempat kecil tidur untuk setiap anggota, dapur, laboratorium, dan kamar mandi.

University of Hawaii juga mengoperasikan fasilitas yang disebut Hawaii Space Exploration Analog and Simulation atau HI-SEAS. Ada sejumlah simulasi proyek Mars lain di seluruh dunia, tetapi proyek Hawaii telah menerima dana dari pemerintah untuk beberapa tahun ke depan. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER