Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal pesiar berbendera Inggris, Caledonian Sky, merusak terumbu karang di Raja Ampat, Papua, sedang menjadi trending saat ini. Total area yang rusak mencapai 1.600 meter persegi.
Kerusakan yang ditimbulkan, kalau dikonversi ke kerugian material, nilainya sangat mahal. Perusahaan yang mengoperasikan kapal pesiar itu terancam terkena gugatan sampai senilai US$1,92 juta. Perhitungannya, kerugian untuk 1 meter persegi terumbu karang itu diperkirakan mencapai US$800-US$1.200.
Kasus ini masih bergulir. Tapi di luar kisah ini, sebetulnya ada kisah lain yang lebih menakutkan mengenai kondisi terumbu karang di dunia yang memprihatinkan. Berdasarkan catatan, selama 30 tahun terakhir dunia sudah kehilangan hampir separuh dari total terumbu karangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, terumbu karang sangat penting lho untuk kelangsungan hidup manusia. Terumbu karang adalah tempat hidup bagi seperempat dari seluruh spesies laut di Bumi ini. Dan sekitar setengah miliar manusia tergantung pada sumber daya laut itu.
Terumbu karang juga ikut memproduksi oksigen yang kita hirup, sehingga sering disebut dengan hutan hujan di dasar laut. Terumbu karang juga melindungi daerah pantai dari badai.
Terumbu karang ini mendatangkan miliaran dolar pada sektor pariwisata, perikanan, dan perdagangan lain. Ia juga dipakai dalam riset pengobatan, termasuk kanker, arthritis, dan infeksi bakteri serta virus.
Kalau di Raja Ampat saja kerugiannya sudah semahal itu, bayangkan kerugian yang terjadi pada fakta bahwa 50 persen terumbu karang dunia sudah rusak.
“Ini bukan sesuatu yang bakal terjadi 100 tahun lagi, tapi sudah terjadi sekarang, kita dengan cepat kehilangan terumbu karang,” kata Julia Baum, ahli biologi kelautan dari Universitas Victoria, Kanada, seperti dikutip media.
Tanpa adanya upaya yang signifikan dalam melindungi terumbu karang, maka diperkirakan pada 2050 dunia akan kehilangan hampir 90 persen terumbu karang.
Perusak Terumbu KarangTerumbu karang adalah invertebrata yang kebanyakan hidup di perairan tropis. Ia sangat sensitif terhadap fluktuasi temperatur.
Kenaikan suhu samudera telah membuat terumbu karang sakit. Penangkapan ikan berlebihan, polusi, pembangunan di daerah pantai, dan perikanan, telah menghantam terumbu karang. Mereka rusak karena mengalami acidification.
Perubahan suhu 1-2 derajat saja bisa membuat alga yang memberi energi pada terumbu karang pergi. Sehingga kerangka putihnya yang tinggal, atau biasa disebut dengan “Bleaching”.
Kalau ini terjadi dalam waktu yang lama, terumbu karang pun mati. Hewan-hewan laut yang bergantung padanya pun kehilangan habitatnya. Ia pun tak bisa lagi melindungi garis pantai dari badai.
(ded/ded)