Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus pelecehan pada anak bak jamur yang tumbuh pada waktu hujan. Belum lagi hilang ingatakan kita mengenai kasus kekerasan seksual yang terjadi di sekolah internasional di Jakarta, pada tahun 2014 lalu. Kita kembali dihebohkan dengan berita mengenai grup Facebook yang bernama Official Loly Candy's .
Grup ini adalah perkumpulan para pedofilia yang memiliki 7.000 pengikut baik dari indonesia maupun internasional. Belum genap satu tahun, grup ini telah menyimpan 600 konten foto dan video pornografi anak.
Adanya kasus ini pastinya menjadi sebuah ancaman besar bagi orangtua. Menurut Rita Pranawati sekalu sekertaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus pelecahan pada anak terus mengalami peningkatan. pada tahun 2013 ke 2014 peningkatan pun tak main-main yaitu 100%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pornografi pada internet Maraknya pornografi pada dunia maya, menjadi pemicu banyaknya kasus pelecehan yang terjadi pada anak. Berdasarkan survei yang didapatkan Dari Yayasan Kita dan Buah Hati bahwa 76% siswa kelas 4 sampai dengan 6 SD Jabodetabek pernah melihat konten pornografi. Dan menurut penelitian KPAI bahwa 90% alasan dari pelaku kekerasan seksual pada anak terdorong karena melihat konten pornografi.
Menurut kurniawati (dalam "Pedoflia dan Kekerasan Seksual" 2015) Hal ini sangat disayangkan karena dampak dari pelecehan seksual pada anak bisa mengakibatkan anak mengalami traumatis. Selain itu ia tidak bisa menerima keadaan dirinya, dan akhirnya ini yang menyebabkan ia dapat menjadi pelaku pedofilia di kemudian hari. Sebagai orang tua pastinya tidak menginginkan hal ini.
Pentingnya peranan orangtua Disadari memang, orangtua tidaklah diam ketika menghadapi permasalahan dalam hal ini. Namun yang cukup menggelitik adalah banyak orangtua yang menyalahkan pihak eksternal, ramai-ramai menyalahkan pemerintah dan menuntut pemerintahlah yang harus bertanggung jawab penuh atas permasalahan ini.
Padahal apabila mau dikaji secara logika sederhana, orangtualah yang lebih memiliki peranan penting untuk menjaga anaknya agar terhindar dari kejahatan seksual. karena orang tua adalah orang yang terdekat yang bisa mengawasi anaknya. Namun yang membuat geli adalah orangtua sendirilah yang memberikan senjata kepada anaknya.
Misalnya saja ketika anak nangis untuk meminta gadget, agar anak bisa diam, tanpa mau ambil pusing orangtua dengan gampangnya memberikan gadget kepada anaknya. Padahal di dalam internet terdapat banyaknya konten pornografi yang bisa diakses oleh anak di bawah umur. Bukannya tak boleh memberikan gadget, tapi harus disertai dengan pengawasan ketat dari orangtua.
Mudahnya akses internet menjadi salah satu pemicu meningkatnya kasus pelecehan pada anak. Memang dibutuhkan upaya dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan dengan membendung maraknya ponografi pada internet. Namun peran penting dari orangtua juga sangat dibutuhkan, mengingat orangtua adalah sosok paling dekat dengan anak. Dengan lebih mengawasi anak ketika mengakses gadget harapannya bisa megurasi kejahatan seksual yang ada pada anak Indonesia.