Merintis Jalan ke Anjungan Perwira

CNN Indonesia
Senin, 27 Mar 2017 05:56 WIB
SMK Wisudha Karya di Kudus, Jawa Tengah, akhirnya mendapat sertifikat yang memungkinkan lulusannya jadi perwira di kapal niaga.
Foto: CNN Indonesia/Deddy Sinaga
Kudus, CNN Indonesia -- Pagi itu, ratusan siswa sudah berbaris rapi saat kami memasuki sekolah yang berdiri di tengah Kota Kudus, Jawa Tengah. Ada yang membentuk pagar manusia dengan pedang di tangan. Mereka berpakaian putih-putih.

Ratusan anggota marching band berdiri pada posisi dengan alat musik masing-masing. Di panggung, anggota marching band lainnya siap menari dengan bendera-bendera.

Sekolah itu, SMK Wisudha Karya, sedang merayakan sesuatu. Hari itu, Kamis (23/3), SMK Wisudha Karya menerima sertifikat Standards of Training, Certification and Watchkeeping (STCW) 2010 dari International Maritime Organization.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah ini sebetulnya sudah berdiri sejak 1971. Tapi pada 2014, atas inisiatif Djarum Foundation dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, SMK Wisudha Karya punya program keahlian Nautika Kapal Niaga dan Teknika Kapal Niaga.

Dengan sertifikasi itu, setelah melakukan praktek lapangan berlayar selama setahun, lulusan dari program Nautika Kapal Niaga akan menerima sertifikat internasional Class IV Deck Officer. Sedang lulusan Teknika Kapal Niaga akan mendapat sertifikat Class IV Engine Officer.

Sertifikat itu adalah lisensi mereka jadi perwira kapal, yang bisa bekerja di kapal niaga dalam negeri maupun luar negeri dengan gaji tinggi. Ini memang sesuatu yang patut dirayakan, bukan? Taruna mana yang tak bermimpi bekerja di kapal niaga dengan gaji menggiurkan?

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyerahkan sendiri sertifikat itu. Dia mengapresiasi inisiatif perusahaan swasta dalam bidang pendidikan kemaritiman.

Paling tidak hal itu membangkitkan optimisme di tengah minimnya nahkoda kapal berpendidikan formal di Indonesia, khususnya nahkoda di pelayaran rakyat.

“Tugas kita adalah mencetak sebanyak mungkin,” tuturnya. Sekolah-sekolah yang ada masih kekurangan fasilitas dan anggaran. Adanya bantuan swasta akan mengisi kekurangan itu.

Sekolah ini adalah satu dari sedikit sekolah yang sudah memiliki Kongsberg K-Sim Navigation Simulator dari Norwegia, bagi taruna Nautika. SMA Wisudha Karya juga menjadi satu-satunya sekolah yang sudah memiliki Class “A” Full Mission Bridge Simulator. “Fasilitas di sini sangat baik sekali,” kata Menteri Budi.

Budi menjanjikan 10 siswa terbaik dari SMK Wisudha Karya akan diundang kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran tanpa perlu mengikuti tes.
(CNN Indonesia/Deddy Sinaga) (CNN Indonesia/Deddy Sinaga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER