Jakarta, CNN Indonesia -- “Orang yang berbakat bisa dikalahkan dengan orang yang bertekad kuat” – Robi Afrizan Saputra
Mengapa perlu menulis? Itulah pertanyaan yang terlontar pertama kali terhadap sosok Robi Afrizan Saputra. Mahasiswa semester 6, jurusan Sastra Indonesia, FIB, Universitas Padjadjaran ini sudah menghasilkan banyak karya buku. Terhitung 8 buku sudah ia terbitkan. Robi termasuk ke dalam penulis buku motivasi.
Menurutnya, salah satu ciri dari mahasiswa alias insan akademik adalah gemar membaca dan menulis. Lewat membaca dan menulis bisa memperoleh ilmu dan gagasan dan membagikannya dengan tulisan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Selain itu, saya juga mahasiswa Sastra Indonesia, lalu jika tidak menulis lalu saya melakukan apa? Ternyata menulis itu gini loh ketika kita punya ide lalu disampaikan lewat tulisan itu luar biasa loh. Dan ketika buku kita terbit dan tersebar di seluruh indonesia kan pembacanya banyak tuh.” terangnya.
Laki-laki kelahiran Padang ini memang sudah gemar menulis sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat SMA, ia lebih sering menulis untuk karya tulis ilmiah dan makalah. Barulah setelah memasuki perkuliahan, mulai menggeluti penulisan untuk buku motivasi.
Menurutnya, kunci utama bagi penulis adalah dengan membaca. Untuk memulai dan membiasakan baca buku bisa dengan membaca buku yang paling kita sukai. Robi sendiri tidak memiliki target khusus untuk membaca buku. Namun, ia sudah biasa menyelesaikan buku dengan jumlah halaman 300 selama 3-4 hari.
“Kalo kita suka baca koran, ya bacalah koran. Kalo suka buku sejarah, geluti buku sejarah,” ujarnya.
Sampai sejauh ini, Robi sudah menerbitkan buku sebanyak 8 buku. Dari 8 buku ini ada beberapa buku yang paling berkesan baginya. Salah satunya buku berjudul Maafkan Tuhan Saya Pernah Pacaran. Buku ini merupakan buku best seller yang pernah Robi terbitkan. Buku ini memang memiliki judul yang kontroversial. Robi pun pernah diundang ke Bengkulu untuk mengupas isi buku ini.
Buku selanjutnya yang paling berkesan baginya adalah buku berjudul Ayah Ibu akan Selalu Ada Untukmu. Menurutnya, dalam proses menulis buku ini membuatnya merenungkan banyak hal. Isi dari buku ini tentang bagaimana bentuk berbakti seorang anak kepada orangtua. Inspirasi untuk menulis buku ini sederhana, Ia adalah mahasiswa perantauan dri Padang dan membuatnya jarang sekali untuk pulang ke kampung halaman. Lalu ia berpikir bagaimana caranya untuk memaksimalkan diri dalam berbakti kepada orangtua. Salah satu caranya adalah dengan mnghasilkan karya lewat tulisan.
Selain sebagai seorang penulis, Robi pun merupakan pendiri dari komunitas Bergerak Menulis. Komunitas ini mewadahi orang-orang yang ingin belajar menulis dan menghasilkan karya buku. Komunitas ini sudah mencapai angatan kedua. Bahkan di antara anggotanya sudah ada yang bisa menulis buku dan menerbitkannya di Gramedia seluruh Indonesia.
Dan dengan latar belakang tidak bisa menulis sama sekali, namun memiliki tekad yang kuat untuk belajar. Penulis itu tak lain bernama Hana Hanifah yang telah menghasilkan buku berjudul Kenal, Dekat, dan Akhirnya Jatuh Cinta Pada Al-Qur'an. Robi berharap komunitas ini bisa terus tumbuh di Jatinangor, Bandung bahkan hingga seluruh Indonesia.
“Dan aku meyakini bahwa orang-orang yang berbakat itu bisa dikalahkan dengan orang-orang yang memiliki tekad yang kuat. Karena orang yang merasa berbakat tapi bakatnya tidak diasah ya ga bakal tajam. Tapi kalo seandainya dia punya tekad kuat walaupun belum punya dasarnya tapi punya tekad buat belajar dan belajar mencoba dan mencoba maka dia bisa melahirkan bakat yang baik,” terangnya dengan penuh keyakinan.
Komunitas Bergerak Menulis sendiri memiliki kegiatan berupa memberdayakan penulis. Kegiatan komunitas ini berputar dalam kegiatan berkumpul dan berdiskusi. Acara diskusi sendiri seputar membicarakan alasan dan keinginan para anggota dalam wadah Bergerak Menulis ini.
“Jadi ketika kumpul itu saya tanya ‘Kalian sukanya baca buku apa?’ Jawabannya beragam terus ‘Pengen nulis buku apa?’ Ada yg jawab novel ada yang jawab buku motivasi dll. Jadi ketika kita ngumpul kita petakan siapa yang mau nulis novel atau non fiksi. Lalu mulai kita bimbing untuk membuat outline bukunya dan konsep dasar buku dan kita kembangkan lalu dibimbing sampai proses menulis buku tersebut selesai. Dan aku arahkan penerbit mana yg cocok untuk buku itu,” cerita Robi.
Robi sendiri memiliki penulis yang ia kagumi, salah satunya adalah Ahmad Rifai Rifan. Menurut Robi, penulis ini merupakan penulis yang sangat produktif dan menghasilkan karya berupa buku-buku motivasi juga sepertinya. Selain itu, ia pun membaca buku-buku karya Hamka.
Robi sendiri bertekad untuk sukses sebelum ia mencapai usia 23 tahun. Ia sudah memiliki target impian yang perlu diwujudkannya sebelum usia 23 tahun. Robi sudah menuliskannya sejak is duduk di bangku SMA. Ia bertekad untuk hidup mandiri dan tidak bergantung dengan orangtua.
“Saya mikir gini loh, saya kuliah disini jauh-jauh dari Padang, masa hanya main-main saja. Karena aku sudah merencanakannya ketika kita lulus sekitar usia 21 atau 22 tahun. Nah, jika sudah sukses di usia 23 aku bisa lanjut ke tahap selanjutnya, misalnya melanjutkan ke s2 dll. Karena yang sudah aku antisipasi dari saat masih mahasiswa baru itu, jangan sampai lulus kuliah justru menganggur. Jadi sudah aku lantisispasi dri sekarang seperti melatih
soft skill menulis. Alhamdulillah saya bertekad untuk menulis dan bisa menerbitkan buku di seluruh indonesia,” tutup Robi.
Hilda Julaika
Mahasiswa Program Studi Ilmu Jurnalistik, Fikom, Universitas Padjadjaran.