Jakarta, CNN Indonesia -- Matahari memancar dan embusan angin laut memutar baling-baling kincir yang berjejer tidak begitu jauh dari bibir pantai, hanya berkisar 250 meter jauhnya. Berjejer rapi, tinggi tiang berkisar antara 10 hingga 15 meter. Iwan Fahmiharja, Ketua Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pandansimo sedang sibuk dengan rutinitasnya melakukan kontrol teknis dan pengoperasian pembangkit listrik.
Kegiatan ini telah menjadi rutinitas Iwan dan tim operator teknis di Sekretariat Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pandansimo di Pantai Baru, Ngentak, Poncisari, Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sejak awal proyek energi ramah lingkungan ini dijalankan pada 2010, Iwan masih terus berkutat dengan peralatan yang berhubungan dengan energi terbarukan.
Sebagian listrik di pantai ini dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH), yakni gabungan dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Daerah ini juga menerapkan sistem terintegrasi bagi pertanian, perikanan, dan kawasan wisata alam. Desa Ngentak, Poncosari, merupakan desa wisata model percontohan Sistem Inovasi Daerah (SiDA) Indonesia. PLTH Pandansimo memanfaatkan energi listrik hibrid dari hasil potensi energi angin dan energi panas matahari di Pantai Baru Pandansimo, Bantul, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir mengatakan, pemanfaatan PLTH Pandansimo tidak optimal. Padahal tujuan proyek teknologi hibrid ini mulanya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan memajukan sektor wisata daerah.
“Sayang bila investasi ini mangkrak. Pemkab harus serius merawat peralatan dan pengelolaannya. Kemenristekdikti akan mengawal risetnya,” ungkap Nasir saat menilik ruang kontrol PLTH Pandansimo, Sabtu (15/4).
36 Kincir di PandansimoSaat ini terpasang 36 turbin angin dengan berbagai kapasitas mulai dari 2,5 kW hingga 10 kW. Di sebelah barat pos, ada 21 turbin angin 1 kW/240 V yang dibangun dalam satu kawasan. Terdapat 175 panel surya yang beroperasi.
Jumali (64), pengelola wisata Pantai Baru sekaligus warga Dusun Ngentak, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul mengatakan, 70 dari 124 warung di lokasi wisata yang memanfatkan listrik dari PLTH Pandansimo. Warga iuran Rp25.000 hingga Rp30.000 per bulan, digunakan sebagai dana perbaikan jaringan dan lampu.
“Ini benar-benar membantu warga. Sayangnya mesin pembuat es sering rusak. Padahal tiap 15 menit sekali bisa menghasilkan es, kalau normal. Kualitasnya juga lebih bagus ketimbang es di luar,” kata Jumali.
Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan perlu ada revitalisasi pembangkit listrik ataupun fasilitas di bengkel kerja. Sedangkan untuk alat pengontrol baterai, bisa dikembangkan bersama oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Sebelas Maret (UNS). “Kemenristekdikti akan mengawal dari sisi riset. Sedangkan untuk investasi perawatan pembangkit, Pemkab mesti tanggung jawab,” katanya.
Selain energi terbarukan, Pandansimo juga memiliki paket eduwisata berupa kegiatan berkeliling desa dengan bersepeda dan dipandu oleh pemuda setempat. Peserta paket wisata bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari warga Poncosari, mendapatkan pengetahuan tentang aktivitas ekonomi mikro pedesaan, memahami dasar nilai-nilai konservasi lingkungan, serta melihat perkembangan teknologi energi terbarukan dan pertanian modern.
“Pandansimo ini juga prospektif sebagai eduwisata. Pengunjung bisa mendapatkan wawasan soal energi terbarukan. Menjadi ruang praktikum atau pelatihan buat mahasiswa juga ideal,” ujar Nasir.