Teknologi untuk Bonus Demografi

CNN Indonesia
Rabu, 26 Apr 2017 15:47 WIB
Komposisi demografi saat ini adalah potensi bagi Indonesia untuk dapat memberdayakan penduduk berusia produktif untuk dapat memanfaatkan teknologi yang ada.
Sebanyak 70 persen penduduk Indonesia adalah usia produktif. Bonus demografi ini sebaiknya diberdayakan dengan baik untuk kebaikan di masa depan. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, baik sumber daya alamnya dari perairan, pegunungan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Sumber daya manusia mencapai lebih dari 250 juta jiwa dengan 51 persen merupakan usia produktif. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara berpenduduk terbanyak posisi 4 dunia yaitu setelah Tiongkok, India dan Amerika Serikat.

Menurut Badan Pusat Statistik pertumbuhan penduduk di Indonesia akan terus meningkat hingga pada tahun 2035 jumlah penduduk diprediksi akan mencapai 305,6 juta jiwa dengan sebesar 70 persen merupakan usia produktif.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, kini jumlah pengguna Internet sebanyak 112,6 juta jiwa, yang ternyata sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan usia 17-23 tahun. Ini menunjukkan bahwa penduduk usia produktif di Indonesia mayoritas merupakan pengguna Internet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini merupakan potensi bagi Indonesia untuk dapat memberdayakan penduduk berusia produktif untuk dapat memanfaatkan teknologi yang ada dengan semaksimal mungkin. Jika 20 tahun ke depan bonus demografi ini dapat diberdayakan dengan baik maka akan memberikan dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan negara.

Karena ketika usia produktif lebih banyak dibandingkan usia non-produktif, dengan asumsi bahwa usia produktif memiliki penghasilan, maka angka ketergantungan menurun sehingga beban per kepala keluarga akan menurun. Namun sebaliknya jka bonus demografi ini tidak diberdayakan dengan baik, usia produktif yang menganggur justru akan menambah beban negara.

Saat ini jumlah wirausaha di Indonesia adalah sebesar 1,65 persen dari total penduduk. Jumlah ini masih terbilang kurang jika Indonesia ingin menjadi negara yang maju. Belum lagi dilihat dari ketimpangan indeks Gini. Karena rata-rata negara maju di dunia memiliki jumlah wirausaha lebih dari 2 persen dari total penduduknya. Contohnya Singapura yang jumlah wirausahanya sekitar 7 persen dari total penduduk.

Di sini saya melihat bahwa teknologi, terutama Internet dapat dijadikan alat yang jitu untuk dapat memberdayakan bonus demografi yang ada. Internet dapat mempermudah para pemuda untuk mengembangkan potensi, ide, kreatifitas, dan gagasan yang dimilikinya hingga dapat direalisasikan dalam bentuk riil.

Misalkan e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya yang memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk menjadi pebisnis dengan modal yang tidak terlalu besar. Internet juga dapat dijadikan wadah bagi para pemuda untuk dapat saling berbagi pengalaman atau ilmu yang aplikatif, sehingga memungkinkan munculnya para pebisnis muda yang memberikan lapangan pekerjaan yang cukup untuk menampung bonus demografi yang ada.
Usia muda adalah usia yang produktif.

Jangan sia-siakan waktu muda, karena masa muda adalah masa yang paling optimum. Optimum dalam hal waktu luang, tenaga, semangat, ide, dan banyak hal lainnya.

Lakukanlah lima hal sebelum terwujud lima hal yang lain. Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER