Menghancurkan Hambatan Berbahasa Inggris

CNN Indonesia
Kamis, 27 Apr 2017 10:12 WIB
Tentang pelatihan bahasa Inggris gratis untuk penerima beasiswa Bidikmisi di Unpad. Seperti apa proses yang mereka jalani?
Ilustrasi (Foto: robarmstrong2/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika ditetapkannya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Orang-orang berani mengeluarkan kocek lebih untuk mempelajari bahasa asing itu.

Pada Maret lalu, saya menyaksikan sekitar 400 orang bagaikan semut mengantre untuk mendaftar secara online Bidikmisi English Training (BET). Lalu, pada awal April 2017, saya mengunjungi acara BET di Masjid Raya Universitas Padjadjaran (Unpad), tepatnya di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Tapi tidak terlihat adanya acara. Hanya ada beberapa sekumpulan orang-orang sedang asik dengan laptopnya. Mencari tempat yang sepi, kemudian saya duduk. Datang anak kecil berseragam merah-putih berjualan jajanan ringan menawarkan kepada saya seharga Rp2.500. Singkat terpikir apakah anak kecil itu disuruh orang tuanya untuk menjajakannya? Ah, mungkin hanya keinganan mereka menambah uang saku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu saya ada janji berjumpa dengan Sarah Novianti, Ketua Pelaksana BET. Kebetulan ada satu kelompok orang yang sedang duduk lesehan di ubin. Ada seorang perempuan yang saya kenal di sana. Tak lama, datang seorang perempuan memakai rok. Saya sedang memegang kamera untuk mengatur kualitas foto saat melihat dia.

Perempuan yang memakai rok itulah Sarah. Saya dan Sarah kemudian menjauhi kelompok itu mencari tempat yang tidak bising untuk sekadar mengobrol tentang acara BET. 

Sarah menjelaskan, acara BET ini salah satu program kerja baru Kelurga Bidikmisi (Kabim) Unpad 2017 di bawah naungan Departemen Keilmuan. Selain bahasa Indonesia yang harus dikuasai, bahasa asing pun tentunya harus dikuasai.

Saat ini sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di mana persaingan kerja maupun Sumber Daya Manusia (SDM) sudah bukan cakupan nasional melainkan internasional (seluruh dunia), otomatis bahasa Inggris sangat diperlukan. “Kami memfokuskan BET untuk mahasiswa Bidikmisi, agar mereka bisa bersaing dan tak kalah kualitas bisa bahasa asing dengan mahasiswa reguler (berbayar),” ucap Sarah sambil memegang gawai bewarna putih miliknya.

Mahasiswa Bidikmisi adalah orang-orang yang mendapat keringanan dan bantuan dari pemerintah berupa dana uang kehidupan selama sebulan dan uang buku untuk satu semester.

Untuk mengikuti BET peserta harus memenuhi kriteria. Antara lain mahasiswa tingkat 2013 dan 2014 yang akan segera lulus.

Sempat saya singgung mengenai nasib tingkat 2015 dan 2016? Ternyata diperbolehkan juga, dengan syarat mereka benar-benar tidak bisa sama sekali dasar-dasar bahasa Inggris, tesis tidak hafal, bahkan tidak mengerti ketika orang berbicara bahasa asing.

Rupanya, kelompok yang kami tinggalkan tadi adalah peserta BET bersama satu mentor laki-laki berkaca mata, beramput tipis tertata rapih. Mereka terlihat asyik belajar. Saya dengar satu per satu mereka berusaha mengingat kosa-kata yang pernah diajarkan saat sekolah dulu.

Masing-masing peserta diwajibkan menyusun kalimat menggunakan bahasa Inggris. “Mentor awalnya akan menerangkan teori terlebih dahulu, kemudian peserta mempraktikkan dengan bicara,” kata Sarah menjelaskan.

Randy, sang mentor, mengatakan dia ingin mahasiswa Bidikmisi yang tergolong tidak mampu bisa merasakan kesetaraan pembelajaran bahasa asing. Apalagi gratis. "Tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan belajar," ucapnya.

Acara BET akan berjalan selama dua puluh minggu atau sekitar lima bulan lamanya. Masa belajarnya setiap satu kali seminggu. Efektifkah? Tentu tidak. Namun untuk mengatasi masalah itu, pementor memberikan materi selama satu setengah jam.

Saya bertanya pengalaman mengikuti BET itu kepada Bella, sosok perempuan berambut panjang di dalam kelompok itu. “Acara BET programnya sangat bagus. Jarang pula yang ingin memberikan belajar bahasa Inggris gratis. Mentor juga berkualitas. Saya memang agak kurang dalam bahasa asing. Mau belajar tapi nggak punya uang,” ujarnya. 

Bella bilang, untuk menguasai bahasa Inggris memang penting.  Menghancurkan benteng bahasa asing bisa berguna menyelesaikan rasa kesulitan, baik segi membaca buku asing dan menunjang karier pekerjaan yang layak untuk ke depannya.

Sarah mengatakan, sistem BET ini bentuknya mentoring, seperti kelompok kecil. Di mana sepuluh peserta mendapatkan satu mentor untuk mengajar. Mereka semua adalah hasil seleksi.

Hambatan acara BET ini terletak pada dana. Pihak rektorat kampus Unpad tidak memberikan dana BET sehingga Sarah dan timnya harus mencari dana dari sponsor. "Ini sangat bagus. Acara ini bagus. Tapi saya bingung acara kami belum didanai juga," ujar Sarah lagi.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER