Menakar Kebinekaan di Sekolah Kita

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 10:53 WIB
Melihat nilai-nilai kebinekaan yang masih tertinggal di sekolah, terkait dengan hari pendidikan nasional hari ini.
Parade bhineka tunggal ika. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah penelitian yang digelar pada medio 2015-2016 menunjukkan fakta-fakta yang mengkhawatirkan mengenai kebinekaan di sekolah. Hal itu terungkap pada acara Kongkow Pendidikan bertema Merajut Kebinekaan Melalui Pendidikan di Kementerian Pendidikan Nasional, pada pekan lalu.

Survei dari Setara Institute for Democracy and Peace pada 2015 mengenai toleransi menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah dari dunia pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Mereka mendapati bahwa sebanyak 75 persen siswa di Bandung dan Jakarta menyatakan mereka memang menghormati perbedaan dan menjaga supaya tidak terjadi konflik.

Tapi sebanyak 31 persen materi pendidikan agama di sekolah ternyata tidak mendukung nilai-nilai kebinekaan. Kemudian terdapat 8,5 persen siswa yang setuju Pancasila diganti dengan agama tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malah, 7,2 persen siswa, menurut survei itu, setuju dengan gerakan ISIS. Data lain ditunjukkan survei Saiful Mujani Research Consulting pada Januari 2016, menunjukkan 5 persen anak usia sekolah/kuliah ternyata mendukung gerakan ISIS.

Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjakdikbud) Kemendikbud menyarankan pihak sekolah dan guru harus meningkatkan nilai-nilai kebinekaan di sekolah. Guru dan kepala sekolah harus meningkatkan usahanya menjaga toleransi dengan memastikan siswa yang berbeda etnis, agama, ras, dan kelompok, berbaur.

Pemerintah Daerah juga disarankan agar mendukung kegiatan sekolah dan kegiatan masyarakat yang bersifat pembauran lintas agama dan budaya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER