Forum Pahlawan, Agar Pustakawan Tak Dipandang Sebelah Mata

CNN Indonesia
Jumat, 28 Apr 2017 13:15 WIB
Karya pustakawan di kampus kurang dihargai mahasiswa. Di Forum Pahlawan mereka diperlengkapi biar tak dipandang sebelah mata.
Ilustrasi (Foto: Pixabay/geralt)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kurangnya perhatian terhadap kinerja para pustakawan Universitas Padjadjaran (Unpad) terlihat dari minimnya antusiasme mahasiswa dalam menggunakan karya atau jurnal yang disediakan di perpustakaan setiap fakultas. Hal ini dikemukakan oleh Pustakawan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad Yulianti M.Ikom.

“Mahasiswa jarang menggunakan jurnal-jurnal ilmiah yang kami sediakan. Mereka akan berbondong-bondong mencari jurnal tersebut jika dosennya yang memberi tugas,” ujar peraih gelar Pustakawan Berprestasi Tingkat Nasional ini. Ia mengaku bahwa profesi pustakawan biasanya dipandang sebelah mata, padahal pekerjaan pustakawan itu sangat penting bagi terlaksananya budaya akademik.

Guna mengkompakkan dan meningkatkan kualitas para pustakawan dan pengelola perpustakaan Unpad, dibentuklah sebuah forum bernama Forum Pustakawan dan Pengelola Perpustakaan Unpad. Forum ini memberikan kesempatan bagi para pustakawan dan pengelola perpustakaan Unpad untuk menyampaikan keluh kesah dan kendala yang ditemui selama menjadi pustakawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Forum yang diketuai Yulianti ini rutin mengadakan pertemuan dalam kurun waktu tiga bulan sekali. Bentuk pertemuannya sendiri berupa seminar atau workshop. “Forum ini biasanya terkendala oleh perizinan dan dana tapi kita harus terus berjalan apa pun yang terjadi mengingat pentingnya pembinaan bagi para pustakawan dan pengelola perpustakaan,” ujar Yulianti.

Selain memberikan pembinaan, forum ini juga dapat melatih pustakawan dan pengelola perpustakaan Unpad untuk mengelola sebuah acara atau event organizer. Forum ini baru saja menggelar sebuah workshop bertemakan Public Speaking and Presentation Skills pada 17 April.

Workshop yang digelar di Gedung A lantai 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unpad, Jatinangor, Sumedang ini turut mengundang Wakil Dekan 1 Fisip Unpad Dr. Santoso Tri Raharjo. Dalam sambutannya, Santoso mengucapkan terima kasih atas hadirnya para pustakawan Unpad dalam workshop tersebut. Ia berharap dengan adanya workshop ini, para pustakawan dan pengelola perpustakaan dapat lebih berkualitas. “Cara untuk melanjutkan budaya akademik salah satunya dimulai dari karyawan yang berkualitas,” ujarnya.

Workshop ini dibuka langsung oleh Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Prof. Dr. Budi Setiabudiawan. Dalam sambutannya ia menekankan profesionalitas pustakawan dan pengelola perpustakaan Unpad. “Tolong junjung tinggi nilai profesionalitas, jangan bekerja hanya jika ada kum-nya. Jika kita bekerja didasarkan dengan ibadah kum pun akan mengikuti,” ujarnya dengan bumbu humor.

Ia pun menyampaikan kabar gembira mengenai peraturan rektor tentang jurnal. Ia mengabarkan bahwa pengajuan jurnal internasional bidang kesehatan, hukum, sains, dan teknologi semuanya telah disetujui. E-book, e-journal, e-not, e-resources, dan e-learning sudah dimiliki atau sudah berlangganan. “Jadi kita sudah pakai yang original, bukan yang KW lagi.”

Ia menuntut para pustakawan dan pengelola perpustakaan untuk menyosialisasikan cara pengaksesan e-book dan lainnya di seluruh fakultas. Pasalnya, hal-hal tersebut dapat membantu mempercepat proses akreditasi fakultas. Di tengah pembicaraannya, Budi menegaskan bahwa workshop haruslah mengedepankan keterampilan, bukan teori semata. Dengan adanya pembinaan dan pelatihan, pustakawan dan pengelola perpustakaan dituntut untuk bisa membuat artikel ilmiah yang dapat dipresentasikan di pertemuan selanjutnya. Di akhir sambutan, ia membuka acara dengan mengetukkan telunjuknya pada pengeras suara.

Pembukaan tersebut sekaligus membuka sesti materi. Materi pertama disampaikan oleh Yulianti dengan judul Tip & Trik Menulis Artikel. Ia menyatakan bahwa hal pertama yang harus dipertimbangkan sebelum menulis adalah latar belakang atau tujuan menulis. Ternyata hobi menjadi latar belakang utama dalam menulis.

Para peserta workshop dihimbau agar mengetahui jenis tulisan, jenis publikasi, mengetahui biografi penulis, kenali tools untuk menulis, dan banyak membaca kata mutiara dari penulis. “Saya ingat sebuah quotes dari seorang penulis yang bunyinya ikatlah ilmumu dengan menulis,” katanya. Tapi hal yang paling penting di antara semuanya adalah pengalaman membaca. “Jika diibaratkan ember, ketika ember kita kosong maka kita tidak dapat menuangkan apa pun. Sama halnya dengan menulis, jika kita sebelumnya tidak mengisi otak kita dengan membaca, maka kita akan sulit menuangkan apa pun dalam tulisan," ujarnya.

Materi kedua diisi oleh Dosen Fikom Unpad Nuning Kurniasih M.Hum. Ia memberikan workshop dengan judul Teknik Membuat Presentasi Menarik Dengan Menggunakan Software. Kali ini pembicara menyampaikan materi seraya melaksanakan praktik secara langsung. Namun, karena workshop tidak dilakukan di lab dan peserta yang membawa laptop hanya beberapa orang maka jalannya workshop pun sedikit terhambat.

Koneksi WiFi yang lemah pun menjadi sebuah kendala, mengingat software yang digunakan harus dipakai secara online atau diunduh terlebih dahulu. Akhirnya kegiatan ditunda selama 30 menit dan digunakan sebagai waktu makan siang. Pada akhirnya workshop masih dapat berjalan dengan baik.

Pembicara yang pernah memenangkan kejuaraan penulisan paper internasional ini menyampaikan betapa pentingnya sebuah presentasi. “Presentasi yang menarik dapat membuat kita diperhatikan oleh audien sehingga materi pun akan tersampaikan dengan baik,” ujarnya.

Berlanjut ke materi ketiga. Kali ini materi disampaikan oleh pustakawan Fisip Unpad Eneng Tresnawati M.Si dengan judul Terampil Berkomunikasi dengan Public Speaking. Hal pertama yang ia tekankan adalah: “Jangan bentengi diri kita dengan kata tidak.”

Pustakawan harus memiliki percaya diri tinggi ketika berbicara di depan umum. Adapun teknik mengurangi grogi yang ia paparkan adalah dengan mengetahui ruangan sebelum acara, mengetahui audiens, menguasai materi, menyusun presentasi, memperhatikan tampilan busana. “Gerakkan tangan seperlunya, sertakan intermezo, sopan santun, dan menjaga postur,” katanya.

Dia pun membuka sesi praktik dengan memerikan kesempatan bagi beberapa peserta untuk melakukan public speaking selama satu menit. Praktik tersebut berlangsung dengan diiringi gelak tawa karena banyak peserta yang grogi dan salah bicara.

Menurut Rani Roslaina, pustakawan Fakultas Ilmu Budaya Unpad, forum seperti ini memang sangat bermanfaat. Sebagai peserta ia merasa banyak mendapat ilmu baru dari rekan-rekan dan seniornya. “Memang acaranya sangat bagus, terima kasih telah mengadakan forum seperti ini,” katanya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER