Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Salah satu kalimat sakral dalam lirik awal lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kritik pada negeri tercinta boleh-boleh saja. Sejauh memahami betapa sulitnya menjadi pemimpin negeri 17.000 pulau lebih.
Kurang lebih, terdiri atas wilayah darat 1.904.569 km². Dari total wilayah Indonesia adalah 2.001.648,97 km2. Luas wilayah laut adalah 96.079,15 km².
Alangkah indah dan luasnya negeri tercinta ini. Memiliki ragam pesona budaya tradisi ujung Sumatera hingga Papua. Ragam bahasa-etnik, antropologi, di luasnya ekologi-ekosistem berpadu, berkat luar biasa bagi bangsa ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperlukan pengabdian putra-putri bangsa dalam iman pendidikan sebening mata air, untuk bersama membangun dan memajukan Indonesia, dengan pendidikan terpadu setara dalam satu kesatuan Indonesia, anti-intoleran.
“ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” (di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan). Semboyan sederhana dari Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, ia hanya ingin lebih dekat dengan rakyat, ia menanggalkan gelar kebangsawanan, mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.
Sejak itu ia mengobarkan kegigihannya melawan kolonial Belanda dengan langkah pemikiran kebangsaan lewat pena dalam satu tekad tulus mengabdi untuk negeri dan pendidikan, bebas dari tekanan kolonialisme. Dengan penanya ia mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa), sekolah terbuka bagi bangsanya, 3 Juli 1922.
Gerakan pendidikan Ki Hajar Dewantara (1889-1959), pikiran-pikiran dari pena perjuangannya, sebagai wartawan, kolumnis di zamannya, hingga kini masih menggetarkan jagad pendidikan Indonesia. Ia sosok teladan bagi dunia pendidikan hingga wafatnya.
Inilah momentum bagi generasi Indonesia kini, meneruskan daya juang Ki Hajar Dewantara, menggetarkan jagad pendidikan, menembus teknologi, di ranah global, menuju dunia baru bersama merajut tujuan kebangsaan.
Yang besar membantu dan membimbing yang kecil, yang kecil tak pernah berhenti belajar mau di bimbang yang besar. Bersama saling berbagi rapatkan barisan menuju pengabdian bagi sesama di negeri tercinta ini.
Di sini, di tanah ini, di mulai segala hal daya juang dengan ikhlas. Saling membantu memberi pelajaran, dari sekolah menuju jalanan, dari jalanan memberi pelajaran, telah tumbuh relawan pendidikan, menuju awan-awan menulis alfabetis menuju peradaban zaman, bersih dari kaum pencuri hak pendidikan milik rakyat.
Tumbuhlah Indonesia kini. Para sarjana telah membangun konstruksi sipil, arsitektur dan teknologi. Memberi pelajaran sarana ekonomi, mengembangkan cara-cara bisnis untuk segala sektor riil. Para guru telah mengembangkan iman pendidikan dari desa ke kota atau sebaliknya.
Para tentara membangun pertahanan negara, dengan multi cita-cita, telah membuat rencana kerja sama teknologi militer, antara lain, perencanaan pembuatan kapal selam, kapal induk terbesar untuk Indonesia, membuat tank tempur, membuat jet tempur dan berbagai teknologi militer karya anak bangsa. Menjaga stabilitas keamanan wilayah teritorial Indonesia amat luas.
Para polisi, para hakim, para jaksa dan perangkat hukum negeri ini, juga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah terus menerus meningkatkan gerakan Pendidikan Nasional lewat etos kerja mereka. Segalanya semoga menjadi semakin baik.
Cita-cita kebangsaan harus terus bangkit untuk Indonesia, menuju zaman berlari. Tetap konsisten membasmi kaum manipulator dan koruptor dari bumi Indonesia. Salam Indonesia Unit.