Terapi Tari dan Gamelan Ala Mahasiswa Undip Semarang

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Jun 2017 09:12 WIB
Usia tak jadi halangan untuk menari. Tapi kalau tarian sekaligus terapi bagi lansia, ini adalah inovasi dari mahasiswa Undip Semarang.
Mahasiswa Undip Semarang melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan terapi inovatif di panti wreda. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Semarang, CNN Indonesia -- Usia tak jadi halangan untuk menari. Meski sudah lanjut usia alias lansia, Eyang Murni senang sekali bisa belajar menari.

“Saya senang mbak ada kegiatan seperti ini, dengan menari badan lebih sehat, tidak sekedar tidur di kamar,” tutur Eyang Murni, penghuni Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang, beberapa waktu lalu.

Panti ini menjadi tempat diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Diponegoro, Semarang. Ini adalah bentuk aplikasi proposal Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat yang lolos seleksi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk tahun pendanaan 2016-2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Progam ini mengambil tema mengenai depresi di antara para lansia. Mereka kemudian diberikan terapi Javanese Art’s Therapy, yang merupakan inovasi dari tim mahasiswa itu.

Terapi ini merupakan perpaduan antara tari dan musik gamelan. Sasarannya adalah 42 lansia dan pengasuh di panti itu. Rupanya berdasarkan hasil survei awal dengan alat uji depresi GDS (Geriatric Depression Scale) menunjukkan banyak lansia mengalami depresi di sana, serta informasi dari pengurus panti yang menyatakan keseriusan penyelesaian masalah depresi di sana.

Kegiatan terapi diadakan sekali dua pekan dengan total kegiatan 6 kali pertemuan. Biasanya diawali dengan sosialisasi terkait depresi, selanjutnya lansia diajarkan untuk menari dengan diiringi musik.

Tari yang dipilih yaitu tari Gambang Semarang yang merupakan tarian khas Semarang sehingga mudah untuk dikenali lansia. Rencana akhir kegiatan berupa pemberian buku panduan dan CD TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) Javanese Art’s Therapy yang dapat digunakan lansia dan pengasuh secara mandiri di kemudian hari setelah pengabdian selesai.

Hasil dari kegiatan pelatihan dan terapi ditampilkan dalam perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) ke-21 yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2017. Acara tersebut dihadiri oleh Dinas Sosial Kota Semarang dan beberapa instansi yang terkait. Acara HALUN berlangsung meriah dengan penampilan tari dan mendapat respon positif dari tamu undangan.

“Saya merasa terbantu dengan kegiatan seperti ini, kalau eyang-eyang terhibur saya merasa senang. Sebelumnya memang belum ada kegiatan menari seperti ini, biasanya sekadar kegiatan TAK dengan membuat kerajinan atau spiritual. Jadi ini merupakan hal baru bagi lansia yang ada di Panti Wreda harapan Ibu Semarang,” ujar Ibu Kani selaku pengurus Panti Wreda Harapan Ibu Semarang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER