Teknologi yang Bikin Baterai Ponsel Terisi Penuh dengan Cepat

CNN Indonesia
Rabu, 12 Jul 2017 11:53 WIB
Teknologi elektroda ini memungkinkan kamu mengisi penuh baterai ponselmu hanya beberapa detik. Industri mobil listrik pun bakal makin bergairah.
Ilustrasi baterai (Foto: InspiredImages/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masih terkait dengan baterai ponsel. Beberapa hari lalu CNN Student membahas mengenai ponsel yang bisa beroperasi tanpa baterai (Baca: Tak Sabar Menunggu Ponsel Tanpa Baterai). Kali ini, kalau pun pakai baterai, bagaimana kalau pengisian baterai ponsel bisa penuh dalam beberapa detik saja?

Inilah yang dikerjakan tim peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Drexel, Philadelphia, AS. Mereka menciptakan elektroda yang membuat ponsel bisa diisi penuh hanya dalam beberapa detik. Penelitian mereka diterbitkan di jurnal Nature Energy, baru-baru ini.

Seperti dilansir Science Daily, tim yang dipimpin oleh Yury Gogotsi, PhD. itu berhasil menciptakan elektroda dari material dua dimensi yang sangat konduktif, yang disebut MXene.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desain mereka membuat baterai bisa terasa tak ubahnya truk tangki dengan penyimpanan energi yang besar, yang dapat menyajikan energi secepat superkapasitor bagi keperluan darurat atau sesaat, seperti lampu flash kamera.
 
“Penelitian ini mematahkan dogma bahwa penyimpanan energi berbasis kimiawi macam baterai dan pseudocapacitor, selalu lebih lambat ketimbang penyimpanan fisik yang dipakai pada kapasitor elektronik ber-layer ganda, atau disebut juga superkapasitor,” kata Gogotsi.

Tim itu mendemonstrasikan kemampuan men-charge elektroda MXene yang tipis dalam sepersepuluh detik saja. Ini berkat konduktivitas elektroniknya yang sangat tinggi.  Ini akan membuka jalan pengembangan perangkat penyimpanan energi supercepat, yang bisa diisi dengan sangat cepat dan kapasitasnya pun besar.

Elektroda adalah komponen utama pada baterai dan mengandung port penyimpanan listrik yang disebut “redox active site”. Kolaborasi antara Gogotsi dengan Patrice Simon dan Zifeng Lin dari Universitas Paul Sabatier di Prancis, berhasil membuat desain elektroda dengan “redox active site” yang lebih banyak sehingga bisa menyimpan lebih banyak listrik.

Sementara supaya pengisiannya lebih cepat, tim itu bekerjasama dengan Maria Lukatskaya dan Sankalp Kota dari MAX/MXene Research Group di Drexel, yang dipimpin oleh Michel Barsoum dan Mengquiang Zhao. Mereka mendesain arsitektur elektroda yang punya banyak macroporosity terbuka. Dengan kata lain, ada banyak “jalan tol” muatan ion menuju “redox active site”, alih-alih satu jalur saja seperti desain yang lama. Artinya, baterai bisa di-charge dengan sangat-sangat cepat.

Tak hanya untuk ponsel atau perangkat elektronik macam laptop dan sebagainya, pengembangan baterai macam ini akan sangat menggairahkan bagi industri mobil listrik.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER