Siapa Pencipta Lampu Bohlam Listrik Sebenarnya?

CNN Indonesia
Jumat, 18 Agu 2017 17:25 WIB
Sebelum Thomas Alva Edison mematenkan bohlam yang sukses dijual ke publik pada 1879, kisah mengenai lampu bohlam sudah terjadi jauh sebelum dan sesudah itu.
Ilustrasi (Foto: Ondrej Supitar/Stocksnap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tulisan bukan bermaksud menggoyang fakta bahwa Thomas Alva Edison adalah penemu bohlam lampu pijar. Tapi sebelum Edison mematenkan bohlam yang sukses dijual ke publik pada 1879, kisah mengenai lampu bohlam listrik sudah terjadi jauh sebelum dan sesudah itu.

Dimulai pada 1800 ketika penemu asal Italia, Alessandro Volta membuat pembangkit listrik bernama tumpukan volta. Berupa keping cakram berbahan seng dan tembaga, diantarai oleh lapisan kardus dan direndam dalam air garam. Listrik akan dihasilkan ketika kawat tembaga dihubungkan pada kedua ujung. Inilah cikal bakal baterai. Sedang kawat tembaga yang bersinar itu adalah bentuk awal kawat pijar pada bohlam.

Tak lama setelah itu, penemu asal Inggris bernama Humphry Davy menciptakan lampu listrik dengan menghubungkan tumpukan volta ke elektroda arang. Temuan pada 1802 ini disebut lampu busur listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi temuannya kurang praktis, selain ia terbakar dengan cepat, cahayanya pun terlalu terang untuk dipakai di rumah atau di tempat kerja. Tapi prinsip temuan ini banyak diterapkan pada pembuatan lampu listrik sesudahnya di era 1800-an. Lalu pada 1848, ilmuwan Inggris bernama William Staite mencoba memperbaiki masa pakai lampu busur dengan mekanisme jarum jam yang mengatur pergerakan batang karbon.

Pada 1840, ilmuwan Inggris bernama Warren de la Rue menciptakan desain lampu bohlam yang  menggunakan filamen platinum melingkar menggantikan tembaga. Tapi platinum adalah material mahal.

Semua ketidakefektifan temuan ilmuwan di era 1800-an itu dipecahkan oleh ahli kimia Inggris Joseph Swan. Pada 1860 dia menciptakan bohlam yang menggunakan filamen kertas terkarbonasi menggantikan platinum. Filamen ini ditempatkan pada sebuah tabung kedap udara supaya tak terpapar oksigen, sehingga umurnya lebih panjang. Tapi lagi-lagi temuannya kurang efisien dan tak praktis.

Datanglah Edison dengan ide menggantikan filamen yang tipis dengan ketahanan tinggi, sehingga dengan sedikit arus listrik saja, ia sudah bersinar terang. Swan menerapkan perubahan itu pada bohlam buatannya lalu mendirikan perusahaan pembuat bohlam di Inggris. Edison dan Swan rebutan paten karenanya. Pertikaian ini tak berpanjang-panjang, sebab Edison dan Swan kemudian merger dan membangun perusahaan bernama Edison-Swan United, dan menjadi salah satu pembuat bohlam terbesar di dunia, menurut Museum Unnatural Mistery.

Sejumlah ilmuwan lain pernah juga beradu dengan Edison terkait pembuatan bohlam, tapi mereka gagal. Macam penemu asal Kanada bernama Henry Woodward dan Matthew Evans, serta ilmuwan William Sawyer dan Albon Man. Dua nama terakhir malah bergabung dengan Edison dan melahirkan General Electric.

Perbaikan teknologi bohlam lampu terus dikembangkan oleh Edison. Dia dan timnya di laboratorium di Menlo Park telah menguji lebih dari 3.000 desain bohlam pada periode 1878-1880. Dia juga mengajukan banyak paten material filamen, seperti kapas, linen, dan kayu, serta bambu. Selanjutnya, peneliti di lab Edison akhirnya berhasil menciptakan filamen karbon yang lebih baik dan tak meninggalkan jelaga hitam di bohlam.

Terakhir terciptalah filamen tungsten, berkat karya William David Coolidge, fisikawan Amerika yang bekerja di General Electric. Tungsten adalah elemen kimia yang punya titik cair paling tinggi, sehingga menjadi bahan filamen paling cocok, menurut Edison, dan banyak dipakai sampai sekarang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER