Yogyakarta, CNN Indonesia -- Menjalani rutinitas sebagai mahasiswa jadi kewajiban bagi yang ingin dapat gelar serjana. Namun demikian, mewujudkan keinginan itu bukan sesuatu yang mudah.
“Sebagai mahasiswa tentu seringkali semangat kita naik turun,” tutur seorang teman yang berstatus mahasiswa baru. Di kala senang, semangat menggebu-gebu melakukan berbagai aktivitas kuliah maupun kegiatan lain seperti olahraga, kesenian dan lain sebagainya. Tetapi ketika mood sedang turun, rasanya enggan melakukan apapun meski itu kewajiban.
Kondisi itu lumrah dialami mahasiswa yang kurang mampu menjaga konsistensi. “Yang penting adalah pemahaman bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh kemampuan akademik atau keterampilan melainkan 80 persen berasal dari motivasi yang dimiliki. Seberapa besar motivasi yang dipunyai sebesar itulah kesuksesan yang akan diraih,” tutur Teddy, seorang teman yang lain. Dengan kata lain, motivasi adalah modal yang paling penting untuk meraih sukses.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, motivasi dapat diperoleh dari berbagai cara. Ada yang rela menghabiskan banyak uang untuk mengikuti seminar motivasi dengan pembicara motivator ternama. Walaupun hal semacam itu tidak keliru, namun perlu diketahui bahwa ada banyak cara yang lebih murah dan hemat.
Biasanya, sebagian besar orang menuliskan keinginannya di kertas kecil dan dimasukkan ke dalam botol atau di kotak impian. “Tetapi peletakannya harus mudah dilihat setiap hari untuk mengingatkan kita,” tutur Wanda seorang mahasiswi. Menurutnya, cara seperti itu adalah salah satu bentuk motivasi dengan biaya murah.
Sebagian teman punya cara lain untuk menggali motivasi dengan cara belajar sekaligus dan bergaul dengan orang-orang yang dianggap lebih pintar sehingga akan memiliki lebih banyak pengetahuan yang mampu memperbaiki kekurangan yang jadi penyebab kegagalan. Mereka jadi termotivasi untuk belajar lebih giat untuk mampu bersaing dan menjadi lebih baik. “Jangan sampai terjebak pada rasa iri atas keberhasilan teman lain,” tutur Irwan.
Ada lagi tipikal orang yang mencari motivasi dengan selalu berpikir optimis. Setiap kali bertemu dengan kenalan baru ia berkata, “Apa hal-hal positif yang dapat dipelajari dari orang ini?” Dengan cara itu mereka belajar dan memotivasi diri untuk menjadi lebih cerdas. Sedang yang paling umum untuk dilakukan agar kuliah lebih bergairah adalah motivasi dari orang tua.
“Itulah motivasi yang paling penting bagi saya untuk meraih keinginan,” tutur Nurul, mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi “AAN” Yogyakarta. “Dari merekalah, orang yang paling kita cintai dan sayangi, kita mesti memotivasi diri untuk tetap bersemangat dalam merampungkan berbagai tugas demi membahagiakan mereka. Yang paling penting di antara yang paling penting adalah kita melakukan segala daya dan usaha sebentuk ibadah,” ujarnya.
Terlepas dari semuanya itu, motivasi untuk terus bergairah dalam kuliah adalah perlunya kesadaran diri bahwa setiap mahasiswa memiliki tanggungjawab moral untuk kelak mengabdikan ilmunya demi keentingan masyarakat. Dan bukan untuk sekedar memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak terpuji. Motivasi luhur inilah yang sekarang semakin tergerus akibat pragmatisme, konsumerisme, dan hedonisme yang begitu deras melanda di segala sektor kehidupan.
Siapa lagi yang akan memperbaiki nasib bangsa ini kalau bukan mahasiswa? Bukankah kelak mereka inilah yang akan menjadi pemimpin sekaligus penyelamat negeri yang kian carut marut ini?