Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah film bertajuk
Flatliners diluncurkan pada akhir September lalu di Amerika Serikat. Film ini berkisah tentang 5 mahasiswa kedokteran yang memutuskan menghentikan jantung mereka untuk mengetahui kehidupan setelah kematian. Mereka mendapati bahwa, bermain-main dengan kematian besar sekali konsekuensinya.
Tapi dari sudut pandang ilmu pengetahuan, apa sih yang terjadi pada tubuh dan otak ketika jantung kita berhenti? Benarkah kita langsung sadar dan berada di dunia yang lain?
Kondisi jantung berhenti terjadi saat kita mengalami kondisi bernama gagal jantung. Ini berbeda dengan serangan jantung lho ya. Dalam kondisi gagal jantung, sinyal listrik yang mendorong pemompaan jantung terganggu. Jantung berhenti berdetak dan kematian pun datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Secara teknis, kamu disebut mati pada saat jantungmu berhenti berdetak,” tutur Dr. Sam Parnia dari Sekolah Kedokteran Langone di NYU, di New York City, seperti dilansir Live Science.
Saat itu, darah tak lagi bersirkulasi ke otak, dan fungsi otak pun terhenti hampir seketika. Semua refleks batang otak hilang.
Cerebral cortex di otak, yakni bagian otak untuk berpikir, melambat, dan diam. Di monitor, tak terdeteksi lagi gelombang otak, dalam 2-20 detik. Ini melahirkan reaksi berantai yaitu matinya sel-sel otak, yang terjadinya bisa berjam-jam setelah jantung berhenti.
Kalau kamu melakukan tindakan
cardiopulmonary resuscitation (CPR), itu akan mengirimkan darah ke otak, sebanyak 15 persen dari yang dibutuhkan. Tapi cukup untuk memperlambat lagi proses kematian sel otak, meski tak cukup untuk membuat otak segera berfungsi lagi atau mencegah kerusakan yang lebih besar lagi.
Kembali ke pertanyaan semula, apakah kita sadar setelah kematian? Untuk mencari tahu hal ini, Sam Parnia dan koleganya sedang melakukan penelitian terhadap banyak orang yang mengalami gagal jantung di Amerika Serikat dan Eropa.
Mereka juga memantau aktivitas otak saat terjadinya periode gagal jantung, kematian, dan kemudian bangkit lagi. Untuk mengetahui seberapa banyak oksigen yang mencapai otak, kapan cortex kembali online, dan bagaimana pengalaman itu terkait dengan aktivitas otak sendiri.
Kita tunggu saja hasilnya ya.