Supaya Sains jadi Menyenangkan

Deddy S | CNN Indonesia
Rabu, 22 Nov 2017 13:44 WIB
Pelajaran sains kadang masih jadi momok bagi anak-anak. Bagaimana membuat sains jadi menyenangkan?
Foto: CNN Indonesia/Deddy S
Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan anak SD itu duduk mengelilingi meja. Satu persatu mereka dengan antusias mencoba mencelupkan pH Paper ke dalam cairan di tabung reaksi dan melihat perubahan warnanya.

Mereka tampak senang mempelajari mengenai asam dan basa dan bagaimana cara mengukurnya melalui pH Paper tadi. Cairan tadi adalah aneka minuman yang biasa kita konsumsi.

“Dengan cara ini adik-adik bisa tahu mana yang asam dan mana yang basa, sedang tubuh kita ini membutuhkan kondisi yang netral, sehingga kita perlu menyeimbangkannya,” tutur pembicara, salah satu relawan dari Merck Chemical and Life Sciences.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak-anak itu adalah murid-murid SD Negeri 05 Gedong, Jakarta Timur. Mereka tengah mengikuti kegiatan Spark: Science is Fun, yang digelar oleh relawan dari Merck, yang tergabung dalam komunitas Spark, di Pusat Peragaan Iptek Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (21/11) kemarin.

Kegiatan itu dimaksudkan untuk menanamkan minat anak-anak terhadap sains. “Kita tahu selama ini memang pelajaran sains kurang banyak diminati oleh anak-anak seperti ini,” kata Melisa Sandrianti, Corporate Communications Manager Merck kepada CNN Student.

Dia berharap, program semacam itu bisa memercikkan keingintahuan dan ketertarikan anak-anak usia dini untuk mempelajari sains.

Berbagai percobaan diperlihatkan oleh para relawan kepada murid-murid SD itu. Percobaan dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitar. Semisal, mencari tahu mengapa balon bisa menggelembung ketika dimasukkan permen mint dan disumpalkan ke mulut botol yang berisi minuman berkarbonasi.

Percampuran bahan-bahan macam minuman dan permen tadi ternyata menghasilkan gas karbondioksida yang kemudian menggembungkan balon. Percobaan lain menghasilkan efek serupa, yaitu saat cuka, yang bisa ditemukan di warung bakso, dicampur dengan soda kue di tabung reaksi dan tabung ditutup balon.

“Secara kimia cuka dan soda kue berikatan dan menghasilkan gas karbondioksida,” tutur sang relawan, yang disambut anggukan mengerti dari anak-anak SD itu.

Pada kesempatan lain, seorang relawan menceritakan bagaimana melakukan perkalian matematika yang cukup rumit dengan membuat garis-garis saja. Ini ternyata membantu kita untuk menghitung dengan lebih cepat.

Chrispina Sukarmi, salah seorang guru di SDN 05 Gedong, mengatakan sebetulnya cukup banyak anak-anak di sekolah mereka yang antusias pada sains. Namun kendala biaya dan alat peraga membuat mereka kesulitan menampilkan pelajaran sains yang menarik.

Dia berharap, kegiatan semacam itu bisa dilanjutkan dan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain di dekat sekolah mereka, supaya anak-anak semakin tergugah untuk menyukai sains dan bukan tak mungkin nanti memilih profesi sebagai ilmuwan. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER