Melihat Pelatihan Evakuasi di Tebing yang Curam

Atep Maulana | CNN Indonesia
Jumat, 08 Des 2017 07:52 WIB
Mengevakuasi korban di dinding batu nan curam itu tak mudah. Relawan PMI mengikuti pelatihan untuk melakukan operasi penyelamatan seperti itu, baru-baru ini.
Pelatihan vertical rescue bagi anggota PMI. (dok. PMI)
Bandung, CNN Indonesia -- Tebing 125 Citatah. Ini adalah dinding alami yang tak asing bagi para pemanjat tebing di Indonesia. Di tempat inilah beberapa waktu lalu diadakan pelatihan dan simulasi evakuasi korban kecelakaan.

Jelas, mengevakuasi korban di dinding batu nan curam itu tak mudah. Dibutuhkan keahlian khusus. Karena itulah di lokasi itu, baru-baru ini diadakan pelatihan penyelamat dan relawan untuk menyelamatkan korban di medan vertikal dan sangat sulit.

“Kemampuan memanjat tebing tidak hanya untuk berolahraga melainkan tekniknya juga berguna untuk berbagai operasi kemanusiaan seperti evakuasi korban di medan gunung, gedung bertingkat hingga sumur,” kata Kepala Sekolah Vertical Rescue Indonesia, Tedi Ixdiana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui saat mendampingi simulasi pelatihan dasar vertical rescue relawan PMI di tebing Citatah, Tedi menjelaskan, seiring kerapnya peristiwa kasus-kasus kecelakaan, macam transportasi pesawat jatuh, bencana alam, hingga kecelakaan kerja dari ketinggian, antisipasi penyelamatan korban medan vertikal kian diperlukan. Terlebih dalam peningkatan kapasitas para relawan PMI dalam mendukung menjalankan tugas operasi kemanusiaan di daerah masing masing.

Penyelamatan korban tidak hanya berlaku di urusan tebing atau gunung, juga meluas ke masalah seperti korban yang tercebur sumur. Baru-baru ini tim lokal yang merupakan alumni Sekolah Vertical Rescue bekerjasama dengan Basarnas melakukan operasi penyelamatan pekerja yang terjebak di dalam cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Uap di ketinggian 210 meter di daerah Sukabumi gara-gara alat pengangkutnya rusak.

Menurut Tedi, dengan adanya banyak relawan dan potensi para alumni VRI di beberapa daerah, akan mempercepat proses evakuasi. Jadi tidak harus menunggu regu penolong dari markas Vertical Rescue Indonesia dari Bandung.

Apa saja yang akan dipelajari siswa sekolah vertical rescue? Mereka ini akan mempunyai kualifikasi dasar, di antaranya: Rock Climbing Introduction (pengenalan panjat tebing), Belay System (teknik pengamanan pemanjat), Free Climbing (memanjat bebas), Top Rope Climbing (pemanjatan tali terpasang), Leading Climbing (pemanjatan perintisan), Ascending (memanjat menggunakan alat mekanik), Descending (turun menggunakan tali), Knot and Hitch (teknik simpul dan jerat), Anchoring (pemasangan pengaman), Topping Aut at The Anchor (lepas libat), Belay Escape (lepas beban), Hauling and Lowering (menaikkan dan menurunkan beban), Aid Climbing (pemanjatan dengan bantuan).

Kepala Pusdiklat PMI Pusat, Dwi Hariyadi yang turut menyaksikan praktek simulasi peserta PMI di Citatah mengatakan, pelatihan ini pertama kali digelar oleh PMI Pusat, dengan menggandeng Vertical Rescue Indonesia (VRI) sebagai mitra organisasi yang dinilai mempunyai kompetensi dan kualifikasi dalam evakuasi korban di area berisiko tinggi
 
Dwi berharap kegiatan kerjasama ini bisa terus dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi para sukarelawan PMI sebagai pendukung dalam kegiatan berbagai operasi kemanusiaan terutama dalam evakuasi korban bencana alam di medan-medan terjal. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER