Penemuan Mata Pancing Tertua di Dunia di Alor

Deddy S | CNN Indonesia
Rabu, 13 Des 2017 18:10 WIB
Arkeolog Australia menemukan mata pancing tertua di dunia di Pulau Alor. Ini penemuan tertua untuk mata pancing yang terkait pemakaman.
Mata kail saat ditemukan dekat dengan tengkorak perempuan dari zaman Pleistosen (dok. anu.edu.au/Sue O'Connor/screen capture)
Jakarta, CNN Indonesia -- Arkeolog dari Australian National University (ANU) telah menggali mata pancing yang diklaim sebagai yang tertua di dunia. Penemuan itu terjadi di Pulau Alor, di barat laut Nusa Tenggara Timur.

Profesor Sue O’Connor dari Fakultas Kebudayaan, Sejarah, dan Bahasa ANU College Asia dan Pasifik menemukan lima mata pancing di makam seorang perempuan yang dihitung berasal dari era Pleistosen, 12.000 tahun lalu.

Penemuan itu, kata Profesor O’Connor, seperti dilansir anu.edu.au, telah mengubah pandangannya atas teori bahwa kebanyakan aktivitas memancing ikan di pulau itu dilakukan oleh pria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini adalah mata kail tertua yang pernah diketahui di seluruh dunia, yang berkaitan dengan praktik penguburan dan mungkin mengindikasikan bahwa peralatan memancing dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi transisi ke dunia setelah kehidupan ini,” ujar dia.

Penemuan ini, kata Profesor O’Connor lagi, menunjukkan bahwa baik dalam kehidupan dan kematian, penduduk era Pleistosen di Pulau Alor, memiliki kaitan dengan lautan dan hubungan antara mata pancing dan penguburan menandakan status kosmologis memancing di lingkungan pulau itu.  

Sebelumnya, penemuan mata pancing tertua berasal dari 9.000 tahun lalu. Penemuan itu terjadi di sebuah sungai dari era Mesolitikum di Siberia, atau dikenal juga dengan pekuburan Ershi.

Pada konteks maritim atau kelautan, pemakaman tertua bersama mata pancing berasal dari Oman. Di situ ditemukan mata pancing berputar, yang terbuat dari cangkang kerang mutiara yang berasal dari era 6.000 tahun lalu.

Mata pancing tertua lain berasal dari Jepang, Eropa, dan Timor Timur, berasal dari masa sampai 22.000 tahun lalu. Namun mata pancing itu tak berkaitan dengan situs pemakaman.

Pada temuan di Pulau Alor, ada dua macam mata pancing yang dikuburkan. Satu berbentuk “J” dan empat mata pancing berputar berbentuk bundar, yang terbuat dari cangkang siput laut.

Temuan mata pancing berputar dari era yang lebih tua di pulau yang terpisah, mengindikasikan bahwa masyarakat nelayan mengembangkan teknologi yang sama secara terpisah, tidak mempelajarinya dari komunitas lain melalui kontak.

“Mata pancing Alor memiliki kemiripan yang luar biasa dengan mata pancing berputar yang digunakan di Jepang, Australia, Arabia, California, Cile, Meksiko, dan Oceania, " katanya.

Penelitian dan penemuan Profesor O’Connor dipublikasikan di Cambridge University Press journal Antiquity. Riset itu sendiri dibiayai dari Kathleen Fitzpatrick Australian Laureate Fellowship yang dikeluarkan Australian Research Council.

(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER