Jakarta, CNN Indonesia -- Pesatnya pengaruh modernisasi ternyata turut berpengaruh pada kebudayaan Indonesia. Akibat modernisasi, kita lupa tentang bangsa ini. Kita juga lupa bahwa salah satu kebudayaan dalam negeri yang harus dilestarikan dan diperkenalkan adalah senjata tradisional. Karena itu, modernisasi ini turut mempengaruhi eksistensi senjata tradisional Indonesia.
Kelupaan masyarakat terhadap senjata tradisional akan membuat senjata tradisional kehilangan eksistensinya. Pemerintah pun dituntut harus segera turun tangan dalam mengatasi fenomena ini. Jangan sampai masyarakat akhirnya tidak mengenal senjata tradisional dan perlahan-lahan makna dan produk kebudayaan oleh masyarakat akan berubah.
Modernisasi memang sudah merasuki semua hal di masyarakat. Disadari atau tidak, pelan tapi pasti modernisasi mengubah beberapa hal, termasuk eksistensi senjata tradisional. Tak hanya itu, pengunjung museum pun mengalami penurunan. Salah satu museum yang mengalami penurunan adalah Museum Keris Solo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Modernisasi juga membuat masyarakat menganggap budaya lama seperti senjata tradisional sebagai sesuatu yang kuno dan tidak bermanfaat. Anggapan seperti itu dapat dikatakan efek modernisasi yang dilakukan malah seperti meniru budaya barat. Padahal, senjata tradisional sudah ada berbarengan adanya manusia.
Dapat dikatakan bahwa usia senjata hampir sama dengan munculnya peradaban manusia. Sejak manusia ada, dapat dipastikan senjata tradisional sudah ada juga. Hal ini dikarenakan senjata tradisional dirancang oleh manusia untuk memenuhi atau melengkapi kebutuhan hidupnya.
Untuk melengkapi banyaknya kebutuhan hidup, senjata tradisional yang ada pun akhirnya beragam. Dari segi nama dan bentuk di setiap daerah juga berbeda-beda. Pulau Jawa sendiri mempunyai keris sebagai salah satu senjata tradisionalnya. Pada masa lalu, keris pernah berfungsi sebagai senjata pada peperangan. Sementara di Aceh, Rencong dianggap sebagai simbol identitas diri, keberanian dan ketangguhan Suku Aceh.
Dengan fenomena seperti itu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan pemerintah. Pertama, pemerintah harus mempopulerkan kembali senjata tradisional melalui kementerian terkait. Cara yang dilakukan bisa dengan dibuatnya infografis dan videografis. Kedua konten tersebut akan mengundang masyarakat yang saat ini lebih menyukai tampilan visual dibandingkan tulisan saja.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan pemerintah adalah membuat museum atau festival secara besar yang mengangkat senjata tradisional. Hal ini tentunya membuat senjata tradisional semakin eksis dan dikenal oleh masyarakat luas.
Selanjutnya, pemerintah harus melakukan monitoring senjata tradisional yang ada di Indonesia. Pemerintah juga bisa mengoptimalisasi monitoring tersebut bekerja sama dengan data.go.id.
(ded/ded)