Kerajaan Bali: Sejarah, Raja Terkenal, dan Jejak Peninggalan
Kerajaan Bali merupakan kerajaan tertua bercorak Hindu Buddha yang terletak di Pulau Bali. Kerajaan Bali memiliki sejarah panjang dan jejak peninggalan yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Kerajaan Bali berdiri sekitar abad ke-10 hingga awal abad ke-20. Saat berdiri, Kerajaan Bali berada di bawah kepemimpinan Dinasti Warmadewa. Saat itu, agama yang berkembang adalah Buddha. Selang beberapa tahun kemudian, agama Hindu mulai masuk dan banyak dianut warganya.
Pusat dari kerajaan Bali terletak di Bedulu, Gianyar. Letak dari kerajaan Bali ini dekat dengan Pulau Jawa bagian Timur. Keduanya memiliki kedekatan dalam hubungan kebudayaan, termasuk ikatan dengan Dinasti Isyana di Jawa Timur.
Kehidupan Ekonomi dan Sosial Kerajaan Bali
Sejak abad ke-10, masyarakat Bali sudah mengenal sistem pertanian yang kemudian dikembangkan sebagai sumber perekonomian.
Raja-raja di Bali memusatkan ekonomi dari sektor pertanian. Sebagian besar warga bekerja mengelola sawah, ladang, dan perkebunan.
Selain pertanian, peternakan, dan perburuan turut dikembangkan. Beberapa warga lainnya juga ada yang bekerja untuk menjalankan pusat kerajinan dari emas dan perak.
Kehidupan sosial Kerajaan Bali tidak terlepas dari adat istiadat yang sudah tertanam sejak dahulu. Bahkan sampai saat ini, budaya turun temurun itu masih dilestarikan.
Berdasarkan temuan prasasti dari para raja, adat istiadat penduduk Bali sama dengan masyarakat Ho-Ling (Kalingga) yang berkiblat Hindu-Buddha.
Salah satu adat di Bali dan masih berlaku sampai sekarang yaitu Ngaben. Pada prosesi ini, setiap warga Bali yang beragama Hindu ketika meninggal, jenazahnya dibakar sampai menjadi abu.
Raja-raja Kerajaan Bali yang Terkenal
Raja Kerajaan Bali yang terkenal kebanyakan berasal dari Dinasti Warmadewa. Berikut beberapa nama raja Bali yang terkenal.
- Sri Kesari Warmadewa (882-914 M)
- Raja Udayana (989-1011 M)
- Marakata Pangkaja (1011-1022 M)
- Anak Wungsu (1049-1077 M)
- Paduka Sri Maharaja Sri Jayasakti (1133-1150 M)
- Sri Astatura Ratnabhumibanten (1337-1343 M)
Jejak Peninggalan Kerajaan Bali
Ada banyak jejak peninggalan Kerajaan Bali yang sampai saat ini masih bisa dilihat dan dikunjungi, di antaranya:
1. Prasasti Blanjong
Prasasti Blanjong adalah peninggalan bersejarah yang memuat pesan berbahasa Bali dan dibuat oleh Sri Kesari Warmadewa. Prasasti ini ditemukan di Sanur Kauh, Denpasar Selatan.
2. Prasasti Panglapuan
Prasasti Panglapuan adalah peninggalan kerajaan Bali yang berisi pesan tentang para penguasa kerajaan seperti Udayana, Jayapangus dan Anak Wungsu.
3. Prasasti Anak Wungsu
Prasasti Anak Wungsu adalah peninggalan dari Raja Anak Wungsu yang berjumlah 28 buah. Selain prasasti, ada Goa Gajah, Pura Gunung Penulisan, dan Pura Gunung Kawi.
4. Pura Agung Besakih
Pura Agung Besakih merupakan tempat pemujaan yang menjadi cikal bakal agama Hindu di Bali. Lokasinya di Desa Besakih, Karangasem, Bali.
5. Candi Padas
Candi Padas adalah situs purbakala pada masa pemerintahan Raja Udayana hingga Raja Anak Wungsu yang letaknya di Sungai Pakerisan, Gianyar, Bali.
6. Candi Mangening
Candi Mangening termasuk peninggalan masa Kerajaan Bali yang ditemukan pada 1925 di Gianyar. Salah satu arca sakralnya yang masih ada yaitu Lingga Yoni.
7. Candi Wasan
Jejak peninggalan Kerajaan Bali berikutnya Candi Wasan yang pernah menjadi tempat spiritual pada masanya dengan bukti ditemukan sejumlah arca, salah satunya arca Ganesa.
Itulah sejarah Kerajaan Bali beserta kehidupan masyarakat dan jejak peninggalannya.
(avd/ptj)