Contoh peninggalan tersohor dinasti Syailendra yang eksis sampai saat ini adalah Candi Borobudur, Prambanan, dan Sewu.
Era 150 tahun dinasi Syailendra Berjaya banyak mengembangkan seni arsitektur Jawa kuno dengan corak Hindu-Buddha. Bangunan-bangunan tersebut merupakan tempat suci Hindu-Buddha.
![]() |
Masa setelah pemerintahan Rakai Watukura Dyah Balitung berakhir diduga menjadi titik awal redupnya kejayaan Kerajaan Medang. Perebutan kekuasaan antar-anggota dinasti kerajaan disinyalir menjadi sebab utama pecahnya Kerajaan Medang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimulai dari perebutan kekuasaan antara Balaputradewa dengan Rakai Pikatan hingga perang yang menentang pemerintahan Rakai Pikatan. Aksi peperangan menentang pemerintahan Rakai Pikatan tercatat dalam prasasti Siwagrha.
Kerajaan Medang semakin redup setelah terbagi menjadi dua, Kerajaan Dinasti Medang di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kepindahan pusat pemerintahan Kerajaan Medang ke Jawa Timur dilakukan oleh Mpu Sindok pada 929 M. Mpu Sindok diketahui merupakan orang yang mendirikan Dinasti Isyana.
Leluhur Mpu Sindok merupakan garis keturunan Raja Jawa yang berakar dari Sanjaya, sehingga bisa dikatakan Mpu Sindok sebagai penerus Kerajaan Medang. Hingga kini alasan mengapa Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur masih belum diketahui pasti.
Namun, diduga kuat perpindahan pusat pemerintahan terjadi karena bencana letusan Gunung Merapi. Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Medang ke Watugaluh (Jombang saat ini).
Meski banyak membangun prasasti, namun tidak banyak perkembangan seni dan kebudayaan yang diciptakan seperti pada masa dinasti Syailendra.
![]() |
Raja merupakan pemimpin tertinggi Kerajaan Medang atau Kedatuan Medang. Kata 'Ratu' tidak-lah merujuk pada jenis kelamin perempuan. Istilah 'ratu' lebih merujuk pada gelar Datu yang artinya pemimpin. Kata Ratu merupakan sinonim yang digunakan pada masa itu.
Dalam silsilah raja-raja Medang, hanya Sanjaya saja yang memiliki gelar Ratu. Pada era kepemimpinan Rakai Panangkaran, gelar ratu diubah menjadi Sri Maharaja.
- Rakai Mataram/ Sang Ratu Sanjaya (732-760)
- Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780)
- Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800)
- Sri Maharaja Rakai Warak (800-819)
- Sri Maharaja Rakai Garung/ Samarattungga (819-838)
- Sri Maharaja Rakai Pikatan dan Rakai Gurunwangi (838-850)
- Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-880)
- Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (890-898)
- Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung (898-915)
- Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa (924-929)
- Mpu Sindok (929-947)
![]() |
Kerajaan Medang era Dinasti Sanjaya dan Syailendra banyak membangun peninggalan bersejarah berupa candi, diantaranya:
- Candi Borobudur
- Candi Prambanan
- Candi Sewu
- Candi Sojiwan
- Candi Sari
- Candi Kalasan
- Candi Ratu Boko
- Candi Pawon
- Candi Gebang