Majas merupakan salah satu pokok bahasan yang muncul dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Majas kerap digunakan dalam penulisan karya tulis maupun karya sastra seperti prosa dan puisi.
Dengan menggunakan majas, karya sastra akan semakin hidup, ekspresif, dan lebih menarik. Berikut macam-macam majas, jenis, beserta contoh penggunaannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pakar linguistik Henry Guntur Tarigan, majas adalah ciri khas yang dipakai dalam menyampaikan buah pikirannya ataupun ide-idenya memakai sebuah kode bahasa tertentu.
Senada, Gorys Keraf mengatakan bahwa majas adalah cara penulis mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan pribadinya.
Selain membuat karya tulis menjadi lebih indah dan hidup, penggunaan majas juga bertujuan untuk memperkaya diksi atau pemilihan kata dan bahasa dalam sebuah karya.
![]() |
Secara umum, majas terbagi ke dalam empat jenis, yakni 1) majas perbandingan, 2) majas pertentangan, 3) majas penegasan, dan 4) majas sindiran.
Berikut macam-macam majas beserta masing-masing contohnya untuk diketahui.
Majas perbandingan adalah jenis majas yang paling sering dijumpai dalam karya sastra. Majas perbandingan digunakan untuk membandingkan dua hal.
Macam-macam majas perbandingan, yaitu majas metafora, simile, personifikasi, hiperbola, asosiasi, metonimia, alegori, pars pro toto, totem pro parte, dan eufimisme.
Majas metafora adalah majas yang menggunakan perbandingan dua objek berbeda, namun memiliki kemiripan.
Contoh majas metafora:
Majas personifikasi sering digunakan dalam karya sastra karena memberikan efek puitis dan romantis. Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda hidup dengan benda mati.
Contoh majas personifikasi:
Majas hiperbola adalah sebuah majas yang mengungkapkan sesuatu atau sebuah hal secara berlebihan, sehingga membuatnya tidak masuk akal.
Contoh majas hiperbola:
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua objek berbeda, tetapi dianggap memiliki kesamaan dengan menggunakan kata sambung "bak", "seperti", "bagaikan", dan "selayaknya".
Contoh majas asosiasi:
Majas metonimia bisa diketahui dengan mudah karena menggunakan merek dari sesuatu yang sudah dikenal umum.
Contoh majas metonimia:
Majas alegori merupakan sebuah majas yang membandingkan dua objek dengan penggambaran atau cara lain.
Contoh majas alegori:
Majas pars pro toto adalah majas yang menggunakan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan dari objek tersebut.
Contoh majas pars pro toto:
Majas ini merupakan kebalikan dari majas pars pro toto. Majas totem pro parte menggunakan keseluruhan objek untuk merujuk sebagian dari objek tersebut.
Contoh majas totem pro parte:
Majas eufimisme digunakan untuk menggantikan istilah dengan istilah lain yang lebih sopan.
Contoh majas eufimisme:
Majas pertentangan bertujuan untuk menggambarkan dua hal yang bertentangan atau berkebalikan. Jenis majas ini sering digunakan tak hanya pada karya sastra, tetapi juga dalam percakapan sehari-hari.
Macam-macam majas pertentangan, yaitu majas litotes, paradoks, oksimoron, kontradiksi interminus, anakronisme, dan antitesis.
Majas litotes digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan maksud untuk merendahkan diri. Majas ini merupakan kebalikan dari majas hiperbola.
Contoh majas litotes:
Majas paradoks menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan sesuatu yang berkebalikan.
Contoh majas paradoks:
Oksimoron adalah majas yang menempatkan paradoks atau dua hal berlawanan dalam sebuah kalimat yang sama
Contoh majas oksimoron:
Majas antitesis menggunakan kata-kata yang berlawanan arti untuk mengungkapkan suatu pertentangan.
Contoh majas antitesis:
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mempertegas suatu hal dalam sebuah kalimat yang disampaikan.
Macam-macam majas penegasan adalah majas retorika, pararima, apofasis, inversi, enumerasio, elipsis, koreksio, paralelisme, aliterasi, antiklimaks, dan banyak lagi.
Majas retorika adalah majas yang berbentuk kalimat tanya tetapi tidak memerlukan jawaban karena hanya digunakan sebagai penegasan saja.
Contoh majas retorika:
Majas pararima menggunakan pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata yang sifatnya berlainan.
Contoh majas pararima:
Majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan di awal kata dengan berurutan untuk memberi penegasan pada kalimat tersebut.
Contoh majas aliterasi:
Majas antiklimaks menyatakan lebih dari dua hal berturut-turut yang makin lama makin menurun.
Contoh majas antiklimaks:
Majas sindiran berisi ungkapan kiasan yang bertujuan untuk menyindir atau mengkritik sesuatu hal dan biasanya diungkapkan secara halus. Selain itu, karakter dari majas sindiran adalah mengandung makna kebalikan dari maksud sebenarnya.
Macam-macam majas sindirian, yaitu majas ironi, sinisme, satire, sarkasme, dan inuendo.
Majas ironi adalah gaya bahasa dengan kalimat sindiran yang bertentangan dengan fakta sesungguhnya.
Contoh majas ironi:
Majas sinisme digunakan dengan maksud menyindir atau mencemooh secara tidak langsung. Majas sinisme menggunakan ungkapan yang lebih kasar dibandingkan majas ironi.
Contoh majas sinisme:
Majas satire adalah gabungan dari ironi dan sarkasme yang disampaikan menggunakan parodi. Biasanya satire dipakai untuk mengungkapkan kritik atau komentar terhadap sesuatu.
Contoh majas satire:
Majas sarkasme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dan bersifat negatif secara langsung atau terang-terangan.
Contoh majas sarkasme:
Majas inuendo berupa sindiran yang diungkapkan dengan cara mengecilkan fakta sebenarnya.
Contoh majas inuendo:
Demikian jenis, macam-macam majas, dan contohnya. Semoga bermanfaat.