Dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia pasti muncul ada pembahasan tentang teks anekdot. Tahukah kamu apa itu teks anekdot?
Teks anekdot adalah sebuah cerita atau kisah singkat yang unik lantaran mengandung lelucon atau unsur lucu. Agar kamu dapat memahaminya dengan baik, simak pengertian teks anekdot, tujuan, struktur, ciri-ciri, dan contohnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Umumnya, anekdot menceritakan orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian sebenarnya.
Meski demikian, anekdot juga bisa merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat.
Dengan kata lain, pengertian teks anekdot adalah cerita singkat yang menyentil atau mengandung kritikan tetapi dibungkus dengan bahasa atau cara penyampaian yang menarik, cerdas, dan memiliki kesan lucu.
Teks anekdot ini bukan sekadar humor atau lelucon. Lebih dari itu, teks anekdot memiliki makna tersirat sebagai kritik atau sindiran yang kerap terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat, pendidikan, lingkungan, politik, dan sebagainya.
Setiap pembuatan tulisan atau teks pasti memiliki tujuan, begitupun dengan teks anekdot. Berikut tiga tujuan dari anekdot:
![]() |
Bagaikan sebuah bangunan, teks anekdot juga dibangun dari beberapa bagian. Bagian-bagian inilah yang membentuk teks anekdot secara utuh.
Berikut struktur teks anekdot:
Judul merupakan bagian teks anekdot yang ditulis secara singkat, padat, dan jelas langsung pada rujukan hal atau objek yang dianekdotkan.
Bagian awal paragraf dari teks anekdot adalah abstrak. Bagian ini berfungsi untuk menggambarkan isi teks secara singkat. Abstrak dapat disebut sebagai
tahap pembukaan.
Dengan membaca bagian abstrak beberapa detik saja, membantu pembaca untuk mengetahui arah teks yang penulis maksudkan.
Selanjutnya adalah bagian yang cukup krusial dalam sebuah teks anekdot, yaitu orientasi. Bagian orientasi menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang peristiwa. Biasanya penulis menyampaikan dengan detail di bagian ini.
Orientasi memiliki peran penting sebagai penyebab dari timbulnya krisis, konflik, atau masalah utama pada teks anekdot.
Krisis atau komplikasi adalah bagian yang memunculkan suatu masalah unik atau tidak biasa yang terjadi.
Dikutip dari Modul Bahasa Indonesia SMA Kelas X tentang Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot, krisis dimaknai sebagai adanya ketidakpuasan
atau kejanggalan.
Reaksi adalah bagian yang menggambarkan cara penulis atau tokoh yang diceritakan menyelesaikan masalah. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan atau tidak terduga.
Koda merupakan bagian akhir cerita. Bagian ini berupa simpulan dari kejadian-kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis di dalam teks.
Di dalamnya biasanya berisi komentar, persetujuan, atau penjelasan atas maksud dari cerita yang disampaikan. Bagian koda biasanya ditandai dengan kata-kata, seperti: itulah, akhirnya, demikianlah, memanglah.
Namun, keberadaan koda pada teks anekdot bersifat opsional, bisa ada atau tidak.
Lalu, bagaimana cara membedakan teks anekdot dengan teks-teks lainnya? Salah satu caranya adalah dengan mengetahui ciri-cirinya sebagai berikut, dikutip dari Buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA.
Nah, agar lebih mudah mengenali teks anekdot, simak dua contoh teks anekdot berikut.
Contoh I
"Tidak Punya Latar Belakang Presiden"
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Ini adalah bagian abstrak
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diwawancarai oleh salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai menteri pertahanan. Alasannya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Pak Mahfud.
Ini adalah bagian orientasi
Tak disangka, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai.
Ini adalah bagian krisis
Jelas saja Pak Mahfud MD pun tidak berkutik.
Ini adalah bagian reaksi
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Pak Mahfud.
Ini adalah bagian koda
Perhatikan contoh teks anekdot lainnya yang disajikan dalam bentuk dialog.
Contoh II
"Baju Tahanan KPK"
Dua orang kader partai politik sebut saja Namanya Dewi dan Nikmah. Mereka bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah.
Selain menyerahkan berkas pencalonannya ke KPI di daerahnya, Dewi dan Nikmah mengobrol sambal meminum the di kantin Gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan seru.
Dewi: "Nik, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!"
Nikmah: " Kalau masalah itu, aku juga sudah tau, Wi!"
Dewi: "Saking kayanya mereka, mereka mampu punya baju termahal di Indonesia"
Niikmah: "Loh, maksudmu baju termahal itu apa?"
Dewi: "Ya, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK"
Nikmah: " Kok malah baju tahanan sih?" (bingung)
Dewi: "Iyalah, coba kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara Rp1 miliar dulu baru bisa pakai baju tersebut"
Nikmah: "Ohhh, begitu toh maksudmu, baru paham aku, hehe"
Mereka kemudian memesan teh lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa pakai baju termahal tersebut.
Demikian apa itu teks anekdot, struktur, ciri-ciri, dan contohnya. Tidak sulit bukan mengidentifikasi teks anekdot? Semoga membantu.
(ira/fef)