Ragam seni rupa berdasarkan dimensi, fungsi, dan masa memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Meski demikian, kamu mungkin pernah melihat ketiga jenis seni rupa ini dalam kegiatan sehari-hari.
Seni rupa sendiri banyak digemari oleh berbagai kalangan seperti muda-dewasa juga laki-laki dan perempuan.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian seni rupa adalah karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan, seperti mengutip e-Modul Seni Rupa Dua Dimensi terbitan Kemendikbud yang disusun oleh Muheri Palwanto.
![]() |
Salah satu jenis seni rupa dapat dilihat dari dimensinya seperti:
Karya seni ini terwujud dari berbagai bahan dan medium yang beraneka ragam seperti alami dan sintetis. Objek pada karya seni ini dapat berwujud abstrak atau menyerupai kenyataan di sekitar kita.
Alat dan media untuk karya seni dua dimensi dapat menggunakan bahan grafit, pensil warna, bolpoin, krayon dan lainnya. Contoh karya seni rupa ini adalah gambar ilustrasi, arsitektur, lukisan, sketsa, kartun, karikatur, vinyet, siluet, cetak tinggi, poster, fotografi, grafiti, dan kaligrafi.
Terdapat sembilan teknik menggambar seni rupa dua dimensi, yakni:
Seni rupa ini memiliki tiga ukuran atau ruang seperti panjang, lebar dan tinggi. Mengutip Buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa, seni rupa tiga dimensi disebut juga trimatra.
Ciri khas dari seni rupa tiga dimensi adalah wujudnya yang bisa dinikmati dari berbagai arah. Contohnya adalah patung, bangunan, boneka, dan aneka jenis desain produk.
Seni rupa empat dimensi biasa disebut seni rupa berbasis waktu. Karya seni ini merupakan fenomena baru dalam dunia seni rupa, di antaranya:
![]() |
Ragam seni rupa berdasarkan dimensi, fungsi dan masa memang bermacam-macam. Berikut ini seni rupa yang berdasarkan pada fungsi:
Seni rupa murni atau fine art dibuat dengan niat untuk memenuhi kebutuhan mengekspresikan keindahan atau estetis. Contohnya, lukisan, patung, dan tapestri.
Istilah ini pertama kali muncul di Eropa saat masa Renaisans dan berkembang sebagai seni tinggi.
Seni rupa terapan atau applied art dibuat dengan tujuan memenuhi fungsi atau kegunaan tertentu yang bersifat praktis. Karya seni ini tercipta karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan praktis untuk memudahkan dan memberi kenyamanan pada manusia dalam kehidupannya.
Seni rupa terapan berbentuk dua dimensi yakni poster, spanduk, baliho, brosur, kulit buku dan logo. Dalam bentuk tiga dimensi yakni perabot, peralatan, kendaraan, dan arsitektur.
Karya seni ini termasuk pada sikap batin senimannya. Terdapat tiga jenis seni rupa yang berdasarkan pada masa, yaitu:
Seni rupa tradisional biasanya melekat pada tradisi, budaya, etnis, dan bangsa dengan sifat lokal atau kedaerahan. Contohnya, seni rupa tradisional Bugis akan berbeda dengan Jawa, Batak, atau Papua.
Ciri seni rupa ini yaitu mengikuti aturan sesuai tradisi, memiliki bentuk atau wujud sesuai tradisi, fungsional dan tidak mementingkan nama penciptanya.
Seni rupa modern, secara umum dikaitkan dalam hubungannya dengan waktu. Karya seni ini tidak memiliki keterikatan pada norma dan bentuk yang mentradisi tetapi mengutamakan kebebasan dan kekreatifan.
Ciri seni rupa modern yaitu menonjolkan kreativitas, ide dan teknik, berorientasi ke masa depan, bersifat universal serta menonjolkan individualitas sehingga nama pencipta menjadi penting.
Seni rupa posmodern yang lahir karena pandangan gagalnya modernisme yang dinilai menyebabkan kerusakan lingkungan dan kesenjangan sosial yang tinggi.
Gerakan seni rupa ini berupaya untuk mengoreksi modernisme seraya menawarkan alternatif solusi. Ide posmodernisme adalah pluralisme sehingga menghargai semua ekspresi seni.
Sifatnya yang plural, eklektikis dan kontekstual menyebabkan karya seni ini harus dibaca deskripsinya supaya mudah dimengerti.
Demikian ulasan ragam seni rupa berdasarkan dimensi, fungsi, dan masa. Semoga bermanfaat!
(glo/juh)