Struktur teks biografi terdiri atas tiga bagian, yakni orientasi, peristiwa penting, dan reorientasi. Untuk lebih jelasnya simak pengertian serta contohnya berikut.
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas X Kemdikbud, teks biografi adalah tulisan yang memuat identitas seseorang beserta peristiwa-peristiwa yang dialami semasa hidupnya. Termasuk karya yang diciptakan, penghargaan yang diraih, hingga konflik yang dihadapi.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Identitas tokoh dalam teks biografi mencakup nama, tempat, dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, serta riwayat organisasi yang diikuti.
Sementara uraian peristiwa berisi usaha tokoh dalam mengharumkan nama bangsa, mengembangkan karier, atau memperjuangkan hidupnya.
Teks biografi termasuk dalam teks naratif karena ide pokok paragraf dalam teks biografi tidak terkandung hanya dalam satu kalimat utama, tetapi menyebar ke seluruh kalimat pada paragraf tersebut.
Teks biografi menggunakan kaidah kebahasaan berikut ini:
![]() |
Teks biografi terdiri atas tiga struktur, yakni orientasi, peristiwa penting, dan reorientasi. Berikut penjelasannya:
Orientasi atau disebut juga setting berisikan informasi latar belakang kisah atau peristiwa yang akan diceritakan lebih dalam pada paragraf berikutnya.
Informasi dalam orientasi biasanya mencakup penjelasan mengenai siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
Peristiwa penting merupakan serangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu.
Peristiwa ini meliputi berbagai kejadian utama, termasuk hal menarik, mengesankan, mengagumkan, serta mengharukan yang dialami oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.
Pada bagian reorientasi memuat komentar evaluatif atau pernyataan simpulan dari seluruh rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan dalam teks. Namun, reorientasi ini bersifat opsional dalam teks biografi.
Baca juga artikel tentang teks lainnya:
Biografi Malala Yousafzai
Malala Yousafzai lahir 12 Juli 1997. Ia adalah seorang aktivis pendidikan dari Kota Mingora di Distrik Swat dari Provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Namanya dikenal luas berkat memperjuangkan pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah Swat, tempat Taliban melarang gadis untuk bersekolah.
Pada awal 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blog-nya di bawah nama samaran secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan.
Kemudian pada 2014, dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.
Malala lahir dari keluarga bersuku Pusthun dan menganut Islam Sunni. Namanya diambil dari penyair dan pejuang wanita suku Pasthun, Malalai dari Maiwand.
Ia dibesarkan di Mingora, bersama dua adik laki-laki dan dua ayam peliharaan. Keberaniannya dalam menulis berkat bimbingan ayahnya yang juga penyair, pemilik sekolah, sekaligus aktivis pendidikan.
Ayahnya menjalankan beberapa sekolah yang dinamai Khushal Public School. Meskipun Malala mengaku ingin jadi dokter, ayahnya mendorongnya untuk menjadi politisi. Ia mulai berbicara di depan publik untuk memperjuangkan hak atas pendidikan pada 2008.
Dengan gagah dan penuh semangat, ia menyampaikan seruan pertamanya untuk melawan Taliban.
"Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!" kata gadis pemberani itu di depan televisi dan radio. Pada 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala dan leher dalam upaya pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika kembali pulang di bus sekolah.
Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum kemudian diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham.
Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia seorang penggiat pendidikan perempuan.
Lebih lanjut Rasheed mengungkapkan penyesalannya atas kejadian ini tapi tidak meminta maaf atas penembakan yang dialami Malala Yousafzai. Ia juga menyarankan Malala kembali ke Pakistan dan meneruskan pendidikan di Madrasah bagi perempuan.
Kelompok yang terdiri atas 50 ulama di Pakistan mengeluarkan fatwa menentang penembakan ini. Pada tanggal 12 Juli 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.
Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme, dan kebodohan.
PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai hari Malala. Pada Oktober 2014, dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.
Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda karena dia mendapatkan hadiah ini pada usia 17 tahun.
Lihat Juga : |
Demikian penjelasan pengertian dan struktur teks biografi dilengkapi contohnya. Selamat belajar!
(juh)