Kumpulan Contoh Puisi Balada, Ada dari W.S. Rendra
Puisi balada adalah jenis puisi baru yang memuat kisahan atau cerita. Ada banyak contoh puisi balada yang bisa kamu temukan. Beberapa contoh puisi balada yang terkenal merupakan ciptaan penyair Indonesia W.S. Rendra.
Sama seperti jenis puisi pada umumnya, tema puisi balada juga bisa beragam dan menyesuaikan dengan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif.
Apa Itu Puisi Balada?
Dilansir dari Modul Pembelajaran SMA Kelas X Bahasa Indonesia (2020), pengertian puisi balada adalah puisi naratif yang mengungkapkan suatu kisah tertentu seperti cerita atau dapat berupa dialog.
Umumnya, yang diceritakan dalam puisi balada antara lain kisah tentang orang-orang perkasa, tokoh pujaan, orang-orang yang menjadi pusat perhatian.
Puisi balada umumnya ditulis panjang, terdiri dari 3 bait atau lebih dengan 8 larik dan bersajak a-b-a-b-b-c-c-b bisa juga menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
Contoh Puisi Balada
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini terdapat contoh puisi balada yang beberapa di antaranya karya penyair W.S. Rendra.
Contoh 1:
"Balada Terbunuhnya Atma Karpo"
(W.S. Rendra)
Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
Bulan berkhianat gosok-gosokan tubuhnya di pucuk-pucuk para
Mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok yang diburu
Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang
Segenap warga desa mengepung hutan itu
Dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka
Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya ku kandung dosa
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang
Joko Pandan! Di mana ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Bedah perutnya tapi masih setan ia
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala
Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derunya dendam yang tiba
Pada langkah pertama keduanya sama baj
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah
Joko Pandan kedok, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapaknya.
Contoh 2:
"Balada Pembungkus Tempe"
(W.S. Rendra)
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Pembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
Contoh 3:
"Balada Orang-Orang Tercinta"
(W.S. Rendra)
Kita bergantian menghirup asam
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret-baret
Cinta membuat kita bertahan
dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang
di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
Memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah-patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
Rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal-hal kecil
yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan?
Mengapa lari ketika sesuatu
membengkak jika dibiarkan?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jatuh terperangkap
Dalam balada orang-orang tercinta
Contoh 4:
"Balada Laki-Laki Tanah Kapur"
(W.S. Rendra)
Mendatang derap kuda
dan angin bernyanyi
Kan kusadap darah lelaki
Terbuka guci-guci dada baja
Bagai pedagang anggur dermawan
Lelaki-lelaki rebah di jalanan
Lambung terbuka dengan geram serigala!
O, bulu dada yang riap!
Kebun anggur yang sedap!
Lurah Kudo Seto
Bagai trembesi bergetah
Dengan tenang menapak
Seluruh tubuhnya merah
Lihat Juga : |
Contoh 5:
"Derita Anak Bangsa"
(Ainun Qalbi S.R)
Ia mengayuh sepedanya
Ia mengayuh semangatnya
Menjual koran di pagi hari
Panasnya matahari, dinginnya hujan
Tak ia rasakan
Ia sampai putus sekolah
Cita-cita tak lagi ia gantungkan
Hanya ada satu kewajiban
Menjual koran, mencari makan
Contoh 6:
Malam yang sunyi ini
Rintik hujan berbunyi
Bergemelatak di atas atap
Membangunkan kenanganku
Bersama ayah dan ibu
Mereka, tak letih menuntunku
Agar kaki ini kuat melangkah
Menyongsong kegelapan
Di masa depan
Ayah bercerita
Bahwa di depan sana
Selalu ada cahaya
Ibu selalu berkata
Ke mana pun aku pergi
Cintanya kan selalu menemani
Contoh 7:
Ayah melangkahkan kaki
Di setiap pagi yang buta
Menuju ladang-ladang
Demi masa depan yang terang
Tangannya legam
Terbakar matahari
Kakinya hitam
Sebab terendam lumpur sawah
Setelah matahari naik sedikit
Ibu datang membawakan nasi
Untuk mereka nikmati
Di antara derai angin
Itulah kumpulan contoh puisi balada dari berbagai penyair yang bisa dijadikan referensi.
(avd/fef)