SCM adalah singkatan dari supply chain management. Istilah ini biasanya ditemukan dalam mengelola sebuah bisnis. Namun sebenarnya apa itu SCM?
SCM adalah sistem yang dapat membuat perusahaan lebih mudah dalam proses perencanaan, pengendalian, dan menjalankan arus produk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila SCM diterapkan secara baik dan benar, maka dapat memberikan hal yang positif bagi jalannya perusahaan.
Nah, untuk lebih memahaminya, simak penjelasan apa itu SCM, dilengkapi fungsi dan strateginya.
![]() |
Dikutip dari buku Supply Chain Management oleh Muhammad Arif, SCM adalah kegiatan yang melibatkan koordinasi dalam hal pengadaan barang dan jasa sekaligus mengelola bahan baku atau material, informasi bisnis, dan arus keuangan dalam hubungan bisnis antar-organisasi/perusahaan.
Sistem ini menggunakan teknologi informasi untuk membantu, mendukung, dan mengelola berbagai hubungan antara beberapa proses bisnis utama perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan para mitra bisnis.
Menurut James A dan Mona J Fitzsimmons, SCM adalah sebuah sistem pendekatan total untuk dapat mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi di dalam mengkoordinasikan seluruh elemen supply chain dari mulai pemasok hingga ke pengecer.
Sementara itu menurut Russell dan Taylor, SCM adalah sebuah proses mengelola arus informasi, produk serta pelayanan di seluruh jaringan baik pelanggan, perusahaan, hingga ke pemasok.
Dari sejumlah pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa SCM adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk mengintegrasikan antara pemasok, produsen, gudang, serta juga toko secara efektif.
Hal ini dilakukan bertujuan agar persediaan barang dapat diproduksi serta didistribusi dengan jumlah, lokasi, dan waktu yang tepat sehingga biaya keseluruhan sistem itu dapat diminimalisir selagi berusaha memuaskan kebutuhan serta layanan.
Penerapan sistem SCM memiliki tujuan. Salah satunya untuk menyelaraskan antara permintaan dan penawaran secara efektif dan efisien.
Berikut ini tujuan SCM menurut Stevenson yang dikutip dari buku Supply Chain Management oleh Lukman S.
Berikut fungsi-fungsi SCM.
Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan artinya akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan.
Dengan begitu, produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan terbuang percuma sebab diminati oleh konsumen.
Pengintegrasian aliran produk dari perusahaan kepada konsumen akhir berarti juga mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
Aset terutama sumber daya manusia akan makin terlatih dan terampil baik.
Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai pasok yang mendukung pengambilan keputusan berhierarki.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini strategi SCM yang dapat diterapkan dalam perusahaan.
Agar perusahaan dapat dengan cepat dalam menawarkan produk yang menarik dengan harga yang bersaing perlu dilakukan reduksi biaya tanpa harus mengurangi kualitas produk.
Untuk itu, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalisasikan distribusi dalam rantai pasokan atau supply chain terlebih dahulu.
Strategi SCM yang dapat dilakukan berikutnya adalah melakukan negosiasi dengan pemasok dalam jumlah yang banyak.
Kemudian pilih supplier yang mengajukan penawaran terbaik. Cara ini dilakukan agar perusahaan dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan jika terjadi masalah dengan satu pemasok.
Strategi SCM berikutnya adalah membangun hubungan kemitraan yang kuat dengan supplier. Meski manfaat finansial dari hal ini tidak akan didapatkan secara langsung.
Hal ini bisa berdampak sangat baik pada kemudahan transaksi, meningkatkan performa masing-masing dan juga meminimalkan konflik yang terjadi.
Perencanaan berdasarkan permintaan yakni menentukan target dan juga strategi supaya perencanaan bisa mudah terealisasi. Caranya dengan menyusun deadline, tujuan, dan lainnya secara objektif.
Perencanaan pemenuhan permintaan bisa dimulai dari menilik daya penjualan di periode sebelumnya. Setelah itu baru bisa menentukan inventaris yang dibutuhkan terutama barang dengan lead time yang tinggi.
Selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan review prosedur dan juga kebijakan yang telah ditetapkan secara berkala.
Tujuannya untuk bisa memastikan keduanya tetap relevan. Selain itu juga untuk memastikan jika keduanya masih bisa berfungsi dengan baik sekaligus bisa memitigasi risiko pencurian kecurangan dan sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu SCM, pengertian, fungsi, dan strateginya. Semoga bermanfaat!
(juh)