Gempa adalah suatu peristiwa alam yang ditandai dengan getaran atau guncangan di atas permukaan bumi. Ketika peristiwa ini terjadi, biasanya ada beberapa istilah yang berhubungan dengan gempa bumi yang sering kita cari tahu.
Salah satunya magnitudo (M) yang digunakan untuk mengetahui besarnya energi seismik dari sumber gempa. Misalnya, gempa berkekuatan magnitudo 2.5 menyebabkan kerusakan ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain magnitudo, masih ada banyak istilah lain yang berhubungan dengan gempa bumi. Berikut penjelasan selengkapnya, dirangkum berbagai sumber.
Gempa bumi adalah suatu gejala alam yang ditandai dengan bergetarnya permukaan bumi akibat getaran gelombang seismik terhadap lapisan-lapisan batuan atau litosfer.
Gempa bumi merupakan gejala alam yang proses kejadiannya dapat dijelaskan secara ilmiah. Akan tetapi, gempa bumi umumnya terjadi secara tidak terduga atau mendadak.
Berbeda dengan bencana alam lain seperti banjir atau gunung meletus, biasanya didahului oleh tanda-tanda sebelum kejadian.
Dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi juga tergolong besar karena berimbas ke suatu wilayah yang sangat luas, menembus batas teritorial negara hingga antarbenua.
![]() |
Dirangkum dari buku IPS (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) Kelas VII Jilid I, berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan gempa bumi dan artinya yang perlu diketahui.
Seisme adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi, biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi (kerak bumi).
Seismologi adalah cabang ilmu kebumian yang secara khusus mempelajari gempa bumi.
Tsunami adalah gelombang pasang laut akibat gempa bumi, patahan, atau tenaga endogen lainnya di dasar laut.
Hiposentrum adalah pusat gempa atau suatu titik di dalam litosfer (lapisan batuan) yang menjadi sumber terjadinya gempa.
Episentrum adalah suatu titik di permukaan bumi yang menjadi tempat rambatan getaran gelombang gempa bumi.
Isoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang memiliki kekuatan gempa bumi yang sama.
Homoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang mencatat getaran gempa bumi pertama dalam waktu yang sama.
Seismograf adalah alat yang mencatat kekuatan gempa bumi.
Seismogram adalah hasil catatan kekuatan bumi yang biasanya berupa grafik.
Pleistoseista adalah garis khayal yang membatasi wilayah dengan kerusakan paling besar akibat gempa bumi.
Mikroseisma adalah gempa kekuatan sangat kecil dengan kekuatan yang hanya bisa direkam dengan pencatat gempa.
Makroseisma adalah gempa berkekuatan sangat besar yang bisa dirasakan tanpa alat perekam.
Modified Mercalli Intensity atau biasa disebut Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala Mercalli terbagi menjadi 12 tingkatan yang diukur berdasarkan getaran yang dirasakan hingga kerusakan struktural yang diamati.
Magnitudo adalah ukuran kekuatan guncangan dari seismograf yang menggambarkan besarnya energi seismik dari sumber gempa. Magnitudo kini digunakan sebagai satuan kekuatan gempa menggantikan Skala Richter.
Skala Richter adalah satu besaran dalam skala kekuatan gempa bumi yang ditemukan Charles Richter. Ukuran ini digunakan untuk gempa lokal berkekuatan kecil. SR disebut tidak memberikan perkiraan yang akurat untuk gempa bumi berskala besar.
Thrust fault adalah jenis patahan naik yang berpotensi menimbulkan getaran jika bergeser dengan kekuatan tertentu.
Sesar adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yang menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain.
Subduksi adalah sebutan untuk beberapa lempeng tektonik yang saling berinteraksi.
Episenter adalah titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus atau hiposenter, dinyatakan dalam lintang dan bujur.
Hiposenter adalah titik di dalam bumi yang menjadi pusat gempa bumi, dinyatakan dalam lintang, bujur dan kedalaman.
Dikutip dari Modul Geografi: Ramah dengan Alam, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), gempa dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis.
Yaitu, berdasarkan faktor penyebab, kedalaman hiposentrum, bentuk episentrum, jarak episentrum, dan letak pusat gempa.
Gempa dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu gempa tektonik, vulkanik, dan runtuhan. Berikut penjelasannya.
Gempa tektonik atau tectonic earthquake adalah gempa bumi yang terjadi karena proses tenaga tektonik berupa pergeseran atau pematahan (dislokasi) struktur lapisan batuan secara vertikal atau horizontal.
Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan meliputi daerah yang sangat luas.
Gempa vulkanik atau volcanic earthquake adalah gempa yang terjadi karena aktivitas gunung api, baik sebelum maupun setelah letusan gunung api. Dalam beberapa kasus, gempa bumi vulkanik juga sering terjadi secara bersamaan dengan erupsi.
Getaran gempa vulkanik lebih terasa dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah terutama yang berada di sekitar gunung api.
Gempa runtuhan (terban) adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya massa batuan atau tanah, misalnya di dalam terowongan penambangan atau di gua-gua kapur. Radius getaran dari gempa jenis ini tidak begitu besar alias tidak terasa sampai ke tempat jauh.
Berdasarkan tingkat kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis seperti berikut.
Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa bumi dibedakan menjadi dua jenis seperti berikut.
Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga seperti berikut.
Berdasarkan letak pusat gempa, gempa dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
Itulah daftar istilah yang berhubungan dengan gempa bumi. Selamat belajar.
(avd/fef)