Surat Ali Imran 190-191 adalah ayat yang menjelaskan tentang pentingnya berzikir dan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT melalui segala ciptaan-Nya.
Lantas, apa yang dimaksud zikir dalam Surat Ali Imran 190-191? Berikut penjelasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
QS Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah SWT bagi ulul albab atau orang-orang yang berpikir dan berzikir.
Ayat ini menggambarkan penciptaan langit dan bumi, proses bergantinya siang dan malam, serta fenomena alam lain yang merupakan kekuasaan mutlak Allah SWT.
Dikutip dari buku Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2022), Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kedua ayat ini bertujuan untuk menyadarkan manusia betapa hebat kuasa Allah, sekaligus mengajak manusia untuk mempertebal keimanan sebagai seorang hamba.
Berikut bacaan Surat Ali Imran ayat 190-191 dalam Arab, latin, dan artinya.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
Arab latin: Inna fii khalqis-samaawaati wal-ardi wakhtilaafil-laili wan-nahaari la'aayaatil li'ulil-albaab.
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Arab latin: Al-ladziina yadzkuruunallaaha qiyaamaw wa qu'uudaw wa 'alaa junuubihim wa yatafakkaruuna fi khalqis-samaawaati wal-ard, rabbanaa maa khalaqta haadzaa baatilaa(n), subḥaanaka fa qinaa 'adzaban-naar.
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka."
Kedua ayat ini menyebut bahwa orang-orang yang berakal atau ulul albab adalah mereka yang selalu mengingat Allah SWT dalam berbagai keadaan atau melakukan segala aktivitasnya.
Mereka juga selalu bertafakur dan mentadaburi segala penciptaan, serta kebesaran dan keagungan Allah SWT.
Dalam ayat ini, mengingat Allah SWT diartikan sebagai zikir. Dikutip dari laman NU Online, zikir secara harfiah adalah mengingat Allah SWT dengan penuh kekhusyukan melalui berbagai macam bacaan dan kalimat thayyibah.
Namun, zikir yang dimaksud dalam firman tersebut lebih dari itu. Zikir tak sekadar lisan yang diucapkan lewat kalimat tasbih, tahmid, tahlil.
Akan tetapi juga zikir dengan hati, akal pikiran, dan semua yang ada di diri manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
Dengan berzikir kepada Allah dan memikirkan semua ciptaan-Nya, tentu hal tersebut akan memperkuat iman dan kepercayaan kita kepada Allah SWT.
Ada banyak manfaat berzikir kepada Allah bagi setiap muslim, antara lain menjaga keimanan kepada Allah, memberi ketenangan hati, meningkatkan kewaspadaan, serta terhindar dari kelalaian.
Selain itu, ada pula pendapat ulama lain yang menyebut bahwa kata zikir dalam konteks ini adalah sholat.
Berdasarkan Zubdatut Tafsir, sholat adalah ibadah wajib dan tidak melalaikannya dalam keadaan apa pun, sehingga mereka senantiasa melakukan sholat baik dengan berdiri ketika tidak ada uzur atau dengan duduk atau berbaring ketika terhalang untuk berdiri, serta memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.
Demikian penjelasan mengenai apa yang dimaksud zikir dalam Surat Ali Imran 190-191. Semoga membantu.
(fef/fef)