Contoh Ceramah Singkat Ramadhan yang Penuh Makna Berpuasa

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2024 08:00 WIB
Umat Islam biasanya mendengarkan ceramah singkat Ramadhan atau kultum saat hendak berbuka puasa. Simak contoh ceramah singkat Ramadhan.
Ilustrasi. Umat Islam biasanya mendengarkan ceramah singkat Ramadhan atau kultum saat hendak berbuka puasa. Simak contoh ceramah singkat Ramadhan (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Selama bulan suci Ramadhan, biasanya akan ada banyak ceramah singkat atau kuliah tujuh menit (kultum) jelang waktu berbuka puasa atau sebelum azan Magrib berkumandang.

Berikut contoh ceramah singkat Ramadhan yang dapat digunakan sebagai referensi.

Contoh ceramah singkat Ramadhan berikut mengangkat berbagai topik. Ceramah bisa menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islami seputar puasa serta amalan-amalan lainnya di bulan Ramadhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh ceramah singkat 1: Ramadhan dan Kebangkitan Umat Islam

Contoh teks ceramah singkat ini pada intinya berisi sejarah mengenai kebangkitan umat Islam pada zaman nabi Muhammad Saw. Salah satu momentumnya yaitu setelah perang Badar.

Dengan mengingat momentum itu diharapkan semangat yang lebih tinggi juga ada sampai sekarang hingga nanti dipegang oleh umat Islam. Berikut contoh ceramah singkat dilansir dari NU Online.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Momentum bulan Ramadhan banyak mengingatkan kita pada perjuangan umat Islam di masa lampau. Di bulan Ramadhan, kaum muslim pertama kalinya keluar perang melawan kaum Quraisy.

Pasukan tersebut dipimpin oleh Hamzah bin Abdul Muthalib yang merupakan paman Rasulullah saw. Momen ini adalah pertama kalinya kaum muslimin angkat senjata untuk mempertahankan agama dan marwah mereka.

Perjuangan itu berlanjut dengan Perang Badar yang juga dilakukan saat bulan Ramadhan. Keberhasilan dalam perang itu menjadi momen fase awal kebangkitan umat Islam.

Tentu itu bukan sesuatu yang kebetulan. Semua itu bagian dari skenario Allah Swt. Perang Badar membuat pandangan terhadap kaum muslim berubah, yang tadinya dipandang lemah dan hina laku menjadi kuat dan diperhitungkan.

Mengapa semua terjadi di saat bulan Ramadhan? Tak ada yang kebetulan, ini semua kehendak Allah.

Allah ingin memuliakan mereka dengan bulan yang mampu mengubah sepenuhnya jiwa mereka. Umat muslim bisa beralih ke fase yang lebih baik.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran, "Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur," (QS Ali Imran: 123).

Contoh ceramah singkat 2: Merawat Hati di Bulan Ramadhan

Pada contoh teks ceramah singkat kedua ini, berisi pentingnya merawat hati di bulan Ramadhan. Bagaimana menumbuhkan dan terus mempertahankan meski bulan puasa akan usai. Berikut teksnya:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Umat Islam perlu merawat hatinya dengan baik di bulan Ramadhan dan bulan-bulan setelahnya. Dengan hati yang bersih dan baik, maka sifat dan karakter pun akan mengikuti.

Jika hatinya baik, maka semua perilaku kesehariannya akan baik, berkata jujur dan berperangai sopan santun kepada sesama, serta tidak mudah berburuk sangka kepada orang lain.

Oleh sebab itu, di akhir-akhir bulan Ramadhan ini, jangan pernah berhenti untuk memperbaiki hati yang kotor.

Terus berbenah diri untuk bisa berubah menjadi hamba yang semakin taat dalam menunaikan segala kewajiban dan tanggung jawab, serta berperilaku baik kepada sesama. Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah menyampaikan:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Artinya: "Ingatlah, sesungguhnya dalam jasad seseorang terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasadnya. Namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR Al-Bukhari).

Imam An-Nawawi dalam salah satu karyanya mengatakan hadis ini menjadi penguat pentingnya memperbaiki hati dan menjaganya dari hal-hal yang bisa merusak kesucian hati. (An-Nawawi, Syarhun Nawawi 'ala Muslim, [Daru Ihya At-Turats: 1392], juz XI, halaman 29).

Sementara itu, menurut Syekh Ibnu Ajibah dalam salah satu karyanya, mengatakan bahwa hati merupakan setir, sedangkan anggota badan yang lain merupakan penumpangnya.

Jika penyetir membawa pada jalan yang benar, maka semua anggota badannya akan terus memancarkan kebenaran. Sebaliknya, jika diarahkan pada kesalahan, maka selama itu pula akan terus mencerminkan kesalahan.

Jika dalam hati seseorang sudah melekat sifat zuhud, maka akan terpancar dalam anggota badan yang lainnya sebagai peribadi yang selalu bersandar kepada Allah dan menerima setiap kejadian yang menimpanya.

Ia akan lebih percaya pada apa yang menjadi ketentuan Allah daripada apa yang sedang ada dalam rencananya sendiri. (Ibnu Ajibah, Iqazhul Himam Syarhu Matnil Hikam, [Beirut, Darul Ma'rifah: tt], halaman 60).

Dapat disimpulkan bahwa menjaga hati merupakan salah satu hal penting dalam Islam. Imam Az-Zarnuji dalam karyanya bahkan berpendapat mempelajari gerak-gerik hati merupakan salah satu pelajaran yang wajib untuk diketahui semua umat Islam tanpa terkecuali, karena hanya dengan ilmu tersebut seseorang bisa mengontrol hatinya dengan kendali-kendali yang benar. (Imam Az-Zarnuji, Ta'limul Muta'allim 'ala Thariqatut Ta'aallum, [Darul Kutub Ilmiah: tt], halaman 14)

Contoh ceramah singkat 3: Puasa sebagai Momen Pengendalian Hawa Nafsu

Ceramah singkat ini berisi bagaimana bulan Ramadhan menjadi momen untuk mengendalikan hawa nafsu. Dimulai dari menahan nafsu makan, nafsu emosi, seksual, dan nafsu-nafsu lainnya.

Mengendalikan nafsu penting agar umat muslim lebih bijak dan tidak serakah. Berikut contoh ceramah teks yang dikutip dari Kanwil Kemenag Sumatra Barat.

Nafsu merupakan keinginan atau dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Dalam terminologi bahasa Arab, hawa adalah keinginan dan nafs adalah jiwa.

Manusia sesungguhnya diciptakan dengan potensi keinginan yang baik (takwa) dan keinginan buruk (nafsu atau fujur). Kedua keinginan tersebut menunjukkan sifat keseimbangan (at tawazun) dan kemanusiaan (al basyariah) dalam diri manusia.

Tak bisa dipungkiri, nafsu adalah fitrah manusia, sebagaimana takwa juga adalah fitrah. Sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran QS Asy Syams: 7-8, yang berbunyi:

"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."

Setiap manusia selalu diuji dengan kecenderungan berbuat dosa dan maksiat. Manusia lebih banyak yang tergiur dengan pilihan buruk, jika dihadapkan dengan pilihan-pilihan baik dan buruk.

Contohnya, jika ada pilihan, bekerja keras ataupun istirahat, maka pilihan istirahat lebih menarik. Jika ada pilihan, sholat tahajud atau istirahat, jiwa manusia cenderung memilih istirahat.

"Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yusuf: 53).

Nafsu jika dibiarkan atau tidak dikendalikan, setiap perilaku manusia akan tidak baik, berkata tidak jujur, berbuat fitnah, mengadu domba dan lain sebagainya.

Itu adalah sebagian kecil dari praktik memperturutkan nafsu. Bisa dibayangkan, jika nafsu tersebut dibiarkan tanpa kendali, sosok manusia yang diciptakan dengan sempurna itu-akan menjadi beringas.

Dalam Al Quran manusia digambarkan bisa menjadi buas seperti hewan. "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak digunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak digunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS al-A'raf: 79).

Sebaliknya, jika nafsu itu dikendalikan dan dikelola, maka akan membentuk manusia yang berakhlak mulia.

Dengan berpuasa, diharapkan lahir kemampuan menahan diri, mengelola nafsu sehingga dengan puasa lahirlah sosok-sosok yang penuh kebaikan dan berakhlak mulia. 

Demikian sejumlah contoh ceramah singkat Ramadhan yang dapat dijadikan referensi. 

(yla/juh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER