Setelah puasa Ramadan dan merayakan Idul Fitri, terdapat ibadah sunnah yang dapat kamu kerjakan. Ibadah tersebut adalah puasa Syawal.
Lantas, berapa hari puasa Syawal dilakukan dan kapan bisa mulai mengerjakan amalan tersebut? Simak penjelasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puasa Syawal adalah salah satu ibadah sunnah yang dikerjakan setelah Idul Fitri 1 Syawal. Puasa ini dapat dimulai dari tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan Syawal.
Berbeda dengan puasa Ramadan, puasa Syawal tidak dilakukan selama 30 hari penuh.
Puasa Syawal adalah ibadah yang memiliki hukum sunnah. Artinya, puasa Syawal tidaklah wajib, tetapi Allah menjanjikan pahala bagi mereka yang menjalankannya.
Rasulullah bersabda dalam hadis berikut mengenai puasa Syawal, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun." (HR. Muslim)
Meski sunnah, tetapi ibadah ini memiliki keutamaan yang sangat besar karena diibaratkan seperti melakukan puasa tanpa henti sehingga bisa mendapatkan pahala setara dengan puasa setahun penuh.
Belum lagi, melaksanakan puasa membuat seseorang mendapatkan amalan yang dilipatgandakan oleh Allah Swt.
Sesuai dari hadis yang tertulis, maka pertanyaan berapa hari puasa Syawal harus dilakukan dapat terjawab.
Lama waktu berpuasa Syawal adalah enam hari. Puasa ini dapat dilaksanakan sejak tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan Syawal.
Alasan mengapa ibadah dilaksanakan sejak tanggal 2 Syawal adalah karena pada Idul Fitri diharamkan untuk berpuasa.
Dilansir dari laman NU Online, puasa Syawal dianjurkan dilaksanakan selama enam hari berturut-turut. Hal ini berarti, jika kamu berpuasa dari tanggal 2 Syawal maka puasa berakhir pada 7 Syawal.
Namun, beberapa ulama mengatakan puasa Syawal dapat dilakukan secara terpisah dan tak harus berturut-turut.
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj berpendapat bahwa puasa Syawal tidak harus berturut-turut, dengan memilih enam hari yang sesuai kenyamanan dan kesempatan dalam bulan Syawal.
Dari pendapat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, seseorang dapat berpuasa Syawal setiap Senin dan Kamis, melewati tanggal 13, 14, 15 Syawal karena pada pertengahan bulan ada puasa Ayyamul Bidh, atau di hari-hari mereka senggang sehingga dapat melaksanakan puasa.
Meski demikian, Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami juga mengungkapkan bahwa seandainya seseorang berniat untuk berpuasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh, puasa tersebut tetap termasuk sebagai puasa Syawal karena perintah puasa ini sendiri tetap dapat dilaksanakan terlepas dari niat puasanya.
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementerian Agama, tahun ini Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Ini puasa Syawal 1445 pertama dapat dilakukan setelah tanggal tersebut, yakni mulai 11 April 2024 (2 Syawal 1445 H).
Lalu bagaimana cara seseorang dapat menjalankan puasa Syawal? Sebenarnya sederhana saja, karena tata cara puasa Syawal sama seperti puasa Ramadhan maupun puasa sunnah pada umumnya.
Hal ini berarti, seseorang diharuskan untuk menahan diri dan tidak makan serta minum sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Namun, niat yang dibacakan tentunya berbeda dengan niat puasa lainnya.
Berikut bacaan niat puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."
Karena termasuk dalam puasa sunnah, tak masalah jika kamu lupa membaca niat ini pada malam hari. Bacaan niat puasa Syawal di siang hari adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."
Semoga penjelasan di atas dapat menjawab pertanyaan tentang berapa hari puasa Syawal. Selamat mencoba.
(sac/fef)