Waisak merupakan salah satu hari suci yang diperingati sebagai momen libur nasional di Indonesia. Namun, tahukah kamu Hari Raya Waisak agama apa yang merayakannya?
Tahun 2024, perayaan Waisak jatuh pada Kamis, 23 Mei. Peringatan ini ditandai sebagai tanggal merah pada kalender masehi nasional. Lalu, satu hari setelahnya ditetapkan sebagai hari cuti bersama Hari Raya Waisak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari raya ini merupakan momen penting untuk meningkatkan spiritualitas bagi umat agama yang merayakannya. Karena itu biasanya akan berlangsung meditasi, puja bakti, serta perbuatan baik lainnya di tempat ibadah untuk memperkuat keimanan.
Hari Raya Waisak adalah Hari Raya agama Buddha. Momen suci ini berlangsung pada bulan Mei saat Purnama Sidi.
Dilansir dari buku Mengenal Agama Manusia: Mempelajari dan Memahami Agama-agama Manusia untuk Menciptakan Ketentraman dan Rasa Solidaritas karya Jonar Situmorang, momen suci ini dikenal pula sebagai hari raya Tri Suci Waisak.
Penyebutan tersebut muncul karena tujuan utama Waisak adalah untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan, dan parinibbana (wafat). Berikut penjelasannya.
Perayaan Waisak diputuskan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists) yang pertama di Sri Lanka pada 1950. Keputusan tersebut lantas menjadi pegangan umat Buddha di seluruh dunia dalam melaksanakan hari raya.
Berdasarkan keterangan di laman resmi Kemdikbud, umat Buddha di Indonesia menggelar tradisi Waisak yang berpusat di Candi Mendut dan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, sejak 1929 hingga saat ini.
Umat Buddha dari berbagai daerah berkumpul di kedua candi tersebut untuk melakukan berbagai ritual keagamaan seperti pradaksina (mengelilingi candi), meditasi, hingga mendengarkan ceramah Dharma.
Perayaan di Candi Borobudur biasanya adalah yang paling meriah karena terbuka untuk umum. Dalam pelaksanaannya, ada empat ritual pokok yang berlangsung, yakni:
Meski berpusat di candi, ritual keagamaan juga tetap berlangsung di vihara-vihara umat Buddha. Contohnya adalah ritual mandi di vihara sebelum hari Waisak tiba. Mandi yang dimaksud adalah membersihkan patung sang Buddha sebagai representasi dari penyucian hati dan pikiran.
Tradisi lainnya adalah menyalakan lilin berbentuk lotus yang menjadi simbol kesucian serta pencerahan dalam agama Buddha dan lampion warna-warni yang melambangkan sukacita dan kebahagiaan.
Demikian ulasan lengkap terkait pertanyaan Hari Raya Waisak agama apa yang merayakannya. Semoga bermanfaat.
(han/fef)