Kenapa Jantung Berdetak Lebih Cepat saat Takut? Ternyata Ini Sebabnya

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Agu 2024 10:00 WIB
Jantung bisa berdebar kencang saat kita merasa ketakutan. Namun, kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut?
Ilustrasi. Jantung bisa berdebar kencang saat kita merasa ketakutan. Namun, kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut? (iStock/Koldunov)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Jantung bisa berdebar kencang saat kita merasa ketakutan. Sebenarnya ini adalah kondisi yang normal. Pertanyaannya, kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut? 

Fenomena ini bukan hanya sebuah perasaan kebetulan, tetapi merupakan respons fisiologis yang kompleks terhadap ancaman yang dirasakan oleh tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya ketika kita merasa takut, tidak hanya detak jantung saja yang terasa cepat tapi diikuti dengan tanda lain seperti kebingungan, keringat dingin, sampai panik.

Untuk mengetahui penyebab dibalik kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut, berikut penjelasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber.

Penyebab kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut

Dilansir dari laman WebMD, denyut jantung yang dirasakan oleh manusia umumnya akan berdetak menyesuaikan dengan keadaan tubuh.

Misalnya jika Anda sedang beristirahat atau rileks maka jantung akan berdetak lebih lambat. Sebaliknya jika sedang bergerak, tertekan, takut atau stres, jantung akan berdetak lebih cepat.

Ketika kita merasa takut, jantung akan berdetak lebih cepat disebabkan oleh bentuk emosi alami yang muncul dari sistem saraf dan memicu otak untuk menghasilkan adrenalin yang disebut respons "fight or flight" yaitu lawan atau lari.

Respons "fight or flight" dikendalikan oleh sistem saraf simpatik yaitu bagian dari sistem saraf otonom yang berperan untuk menyiapkan tubuh dalam bereaksi, atau mempertahankan diri menghadapi situasi dan sesuatu yang dianggap mengancam serta berbahaya.

Ketika sistem "fight or flight" diaktifkan karena tubuh sedang ketakutan, kondisi ini akan memicu serangkaian perubahan fisiologis dalam tubuh, seperti:

  • Detak jantung jadi lebih cepat yaitu berdebar atau deg-degan
  • Peningkatan tekanan darah
  • Pelebaran pembuluh darah di otot-otot besar
  • Penyempitan pembuluh darah di organ-organ yang tidak esensial untuk respon darurat
  • Peningkatan laju pernapasan jadi terasa terengah-engah
  • Pelepasan glukosa ke aliran darah untuk energi ekstra

Saat kita merasa takut, aliran darah ke otot dan paru-paru juga menyebabkan pupil melebar, menghambat proses metabolisme, hingga memicu produksi keringat jadi berlebihan.

Meski rasa takut ini bisa memengaruhi semua kinerja anggota tubuh bagian dalam dan luar, tubuh kita tetap mampu untuk menenangkan kembali dirinya dari ancaman, apabila keadaan tersebut dianggap sudah tidak lagi berbahaya atau tidak menakutkan.

Itulah sebabnya kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut adalah karena adanya respons "fight or flight" yang otomatis diaktifkan oleh tubuh ketika berada di situasi yang dianggap menakutkan.

Meski demikian, intensitas respons jantung terhadap rasa takut dapat bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya.

Faktor-faktor seperti genetik, pengalaman masa lalu, dan kondisi kesehatan dapat memengaruhi seberapa kuat seseorang bereaksi terhadap ancaman yang dirasakan.

Cara efektif mengelola rasa takut

Rasa takut bisa muncul kapan saja dan terjadi karena banyak faktor. Meski begitu, kita tetap bisa mengelola rasa takut tersebut dengan baik dan efektif supaya tidak membahayakan kesehatan jangka panjang.

Berikut beberapa strategi yang dapat membantu mengelola rasa takut dan menenangkan detak jantung yang cepat.

1. Teknik pernapasan dalam

Teknik pernapasan dalam adalah metode yang efektif untuk menenangkan sistem saraf dan menurunkan detak jantung.

Caranya, ketika merasa takut cobalah menarik napas perlahan melalui hidung selama 4 hitungan dan tahapan napas 4 hitungan, lalu embuskan napas melalui mulut selama 6 hitungan. Ulangi Teknik ini sebanyak 5-10 kali sampai merasa tenang.

2. Meditasi dan mindfulness

Meditasi dan mindfulness dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kemampuan mengelola stres.

Misalnya, cobalah dengan meditasi duduk sambil fokus pada pernapasan, atau mindful walking yaitu berjalan perlahan sambil memperhatikan setiap langkah dan sensasi kaki ketika berjalan.

3. Olahraga teratur

Olahraga memiliki banyak manfaat untuk mengelola respons takut. Misalnya rutin aerobik, berlari, berenang, bersepeda, atau latihan kekuatan. Setidaknya biasakan diri untuk berolahraga 150 menit per minggu dengan intensitas sedang.

4. Terapi kognitif-perilaku (untuk kasus yang lebih serius)

Terapi kognitif-perilaku merupakan bentuk psikoterapi yang efektif untuk mengelola kecemasan dan ketakutan berlebihan.

Terapi tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan terapis profesional untuk membantu mengidentifikasi pikiran negatif dan tidak rasional, serta mengubah pola pikir untuk mengatasi situasi yang ditakuti dengan teknik relaksasi.

Demikian penjelasan mengenai kenapa jantung berdetak lebih cepat saat takut, lengkap dengan cara mengatasi rasa takutnya yang bisa diterapkan.

(avd/juh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER