Sejarah Pertempuran Surabaya, Awal Mula Peringatan Hari Pahlawan

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Nov 2024 09:00 WIB
Ilustrasi. Sejarah Pertempuran Surabaya singkat berikut dapat dipelajari untuk mengetahui perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (Company Sergeant Major A Hardy via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertempuran Surabaya adalah peperangan yang terjadi antara tentara Indonesia melawan tentara Inggris yang terjadi pada 1945 di Surabaya.

Sejarah Pertempuran Surabaya singkat berikut dapat dipelajari untuk mengetahui momen penting dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran Surabaya dimulai pada 25 Oktober dan puncaknya terjadi pada 10 November 1945. Tanggal ini kemudian diperingati setiap tahunnya oleh bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut rangkuman sejarah Pertempuran Surabaya singkat yang dapat dipelajari.

Rangkuman sejarah Pertempuran Surabaya

Pada 10 November 1945 terjadi Pertempuran Surabaya, yakni pertempuran antara rakyat Surabaya dan tentara Sekutu, seperti dikutip dari buku Sejarah SMA Kelas XI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020).

Pertempuran ini bermula saat kedatangan tentara Inggris di Surabaya pada 25 Oktober 1945 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby.

Pada 27 Oktober 1945, tentara Inggris mulai menduduki gedung pemerintahan yang dipertahankan oleh rakyat dan pemuda Indonesia sehingga terjadi pertempuran.

Pada 29 Oktober 1945 atas permintaan Letnan Jenderal Christison, Presiden Soekarno terbang ke Surabaya untuk menghentikan pertempuran. Usaha tersebut berhasil dengan tercapainya gencatan senjata.

Pada 31 Oktober 1945, Brigadir Jenderal Mallaby tewas dalam baku tembak dengan para pejuang di Surabaya. Pada 9 November 1945, Mayor Jenderal Manserg dengan surat sebaran menyampaikan ultimatum.

Sampai pada 10 November 1945 pukul 06.00, tidak ada seorang pun dari bangsa Indonesia yang datang menyerahkan diri. Lalu Inggris melakukan serangan dengan bantuan pesawat tempur.

Rakyat dan pemuda Surabaya mencoba mempertahankan kotanya, tapi senjata ringan dan bambu runcing tak berdaya menghadapi meriam-meriam berat dan tank-tank Inggris sehingga terpaksa pasukan bersenjata Indonesia mengundurkan diri ke Mojokerto.

Meski kalah, perlawanan ini dianggap berhasil memukul tentara Inggris dan mendapatkan perhatian internasional. Indonesia tetap berhasil mempertahankan kemerdekaan.

Pertempuran ini menyebabkan ribuan rakyat gugur sehingga tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan oleh bangsa Indonesia.

Tokoh Pertempuran Surabaya

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini sejumlah tokoh yang terlibat dalam Pertempuran Surabaya.

1. Bung Tomo

Sutomo atau Bung Tomo adalah salah satu tokoh yang terkenal dalam Pertempuran Surabaya. Pada 12 Oktober 1945, Bung Tomo mendirikan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI).

Dikutip dari buku Bong Tomo: Peran dan Sumbangsihnya bagi Indonesia, BPRI merupakan organisasi independen non-pemerintah yang dipimpin langsung oleh Bung Tomo.

Tujuan dibentuknya BPRI untuk menghimpun dan mengorganisir rakyat dalam perjuangan melawan penjajah. Melalui siaran Radio Pemberontakan, Bung Tomo berpidato mendorong masyarakat Surabaya berperang mengusir tentara asing.

2. KH. Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy'ari juga memiliki peran penting dalam menggerakkan rakyat untuk berjuang. Ia memberikan fatwa hukum yang disebut Resolusi Jihad yang memicu semangat bersama.

Resolusi Jihad membuat masyarakat Surabaya dan para santri bersemangat untuk memerangi tentara asing yang ingin mengganggu kemerdekaan Indonesia.

3. Prof. Dr. Moestopo

Peran Prof. Dr. Moestopo dalam Pertempuran Surabaya adalah mengambil senjata milik tentara Jepang sehingga dapat digunakan untuk berperang melawan tentara Sekutu.

Selain menyediakan senjata, Moestopo juga merupakan figur yang menentang dan menghentikan masuknya pasukan Inggris ke Surabaya.

4. Mayjen Sungkono

Mayjen Sungkono aktif bergabung dengan PETA sebagai komandan kompi di Surabaya. Dalam Pertempuran Surabaya, ia berperan mendapatkan senjata dari tentara Jepang melalui diplomasi dan memimpin perang.

5. Abdul Wahab

Abdul Wahab adalah seorang fotografer dalam Pertempuran Surabaya. Ia mendokumentasikan momen pejuang Surabaya saat perang dan membawa bambu runcing melawan penjajah.

Selain itu, momen ketika Bung Tomo berorasi di depan masyarakat juga diabadikan oleh Abdul Wahab.

6. HR Mohammad Mangoendiprodjo

Jenderal Oerip Soemohardjo mengangkat Mohammad Mangoendiprodjo sebagai pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Divisi Jawa Timur.

HR Mohammad merupakan tokoh yang secara tegas menolak ultimatum dari tentara Sekutu, dan juga berpartisipasi secara langsung dalam peperangan melawan pasukan Sekutu.

HR Mohammad aktif memberontak terhadap penjajahan. Presiden Soekarno mengangkat ia sebagai Mayor Jenderal setelah kemenangan Indonesia dalam pertempuran besar di Surabaya.

7. Gubernur Suryo

Gubernur Suryo atau Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo adalah Bupati Magetan dari 8 Juli 1898 hingga 1943 sebelum menjadi gubernur.

Sebagai tokoh dalam Pertempuran Surabaya 1945, Gubernur Suryo mendorong semangat rakyat Surabaya, menolak tawaran Inggris, dan melawan tentara Inggris.

Penetapan Hari Pahlawan 10 November

Banyaknya nyawa rakyat yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia menjadikan Kota Surabaya dikenang sebagai Kota Pahlawan.

Kemudian tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.

Penetapan Hari Pahlawan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur yang ditandatangani Presiden Soekarno.

Keputusan tersebut untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya.

Demikian rangkuman sejarah Pertempuran Surabaya singkat dilengkapi tokoh-tokohnya serta penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Semoga dengan mengetahui sejarah Pertempuran Surabaya ini dapat membuat kita senantiasa mengenang jasa para pahlawan yang berjuang dan momen penting dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

(juh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK